Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sebarkan Pesan Damai Dalam Menghadapi Teror di Indonesia

  • Oleh Tim Borneonews
  • 15 Mei 2018 - 00:10 WIB

BORNEONEWS, Jakarta- Teror bom bunuh diri meledak lagi di Indonesia! Haruskah kita panik Jelas jawabannya TIDAK.

Hilangkan rasa takut terhadap kemungkinan ancaman dari berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab dan dengan motif yang berusaha mengacaukan kestabilan kondisi keamanan di negara kita.

Kita harus tetap tenang dalam menghadapi aksi-aksi teror semacam ini, jangan terpancing informasi-informasi yang menyudutkan sebagian atau salah satu pihak yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Jangan pula ikut-ikutan menyebarkan foto atau video kondisi pascapengeboman maupun korban karena hal tersebut malah akan memicu ketakutan di masyarakat. 

Sesungguhnya hal inilah yang diinginkan oleh para pelaku teror tersebut, yaitu menyebarkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.

Jauh lebih bermanfaat jika kita lebih banyak menyampaikan pesan-pesan yang menyebarkan kedamaian agar aksi-aksi semacam itu tidak terjadi kembali di masa yang akan datang.

Kenapa menebarkan pesan damai penting untuk saat ini Karena ancaman radikalisme dan terorisme masih berpotensi meledak di negeri kita. 

Paham kekerasan dengan mengatasnamakan perjuangan agama ini, sangat disayangkan. Agama yang seharusnya menjadi sarana mendamaikan, justru digunakan sebagai alat pembenaran untuk melakukan kekerasan.

Bom bunuh diri dianggap jihad. Mati melawan pemerintah dianggap syahid. Sungguh sangat ironis. Padahal jihad yang sesungguhnya adalah melawan diri sendiri, agar bisa mengendalikan nafsu.

Indonesia merupakan negara yang aktif dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Semangat di atas tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Dalam pembukaaan UUD 1945, Pasal 29, Ayat 2, telah disebutkan bahwa "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya". 

Sehingga kita sebagai warga negara sudah sewajarnya saling menghormati antarhak dan kewajiban yang ada di antara kita. Demi menjaga keutuhan negara dan menjunjung tinggi sikap saling toleransi antarumat beragama.

Jika konstitusi kita menegaskan agar aktif dalam menciptakan perdamaian, sudah semestinya warga negaranya juga ikut aktif menciptakan perdamaian. Minimal perdamaian dalam diri, dalam keluarga, dan lingkungan sekitar kita.

Dengan berperilaku sesuai Pancasila atau sesuai agama dan kepercayaan kita, sudah merupakan bagaian dari upaya untuk mewujudkan perdamaian.

Wujud dari perdamaian itu adalah tidak ada kebencian dan kekerasan. Yang ada adalah rasa saling menghormati antarsesama, rasa saling toleransi, dan rukun antarumat beragama. Di luar itu, sikap gotong royong juga merupakan upaya untuk menciptakan suasana yang damai. 

Sudahkah kita melakukan hal diatas Jika belum, tidak ada kata terlambat untuk memulainya. Intinya, berbuat menebarkan pesan damai tidak ada kata terlambat. Menebarkan pesan damai harus dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Meski Indonesia merupakan negara yang toleran, faktanya masih ada sebagian masyarakat kita yang cepat marah yang karena persoalan sepele. Kekerasan mudah terjadi hanya karena provokasi. 

Kedepannya, provokasi semacam ini diharapkan tidak terjadi lagi. Masyarakat harus cerdas dan bisa memilah, mana provokasi dan mana yang bukan.

Lihatlah Indonesia sebagai negeri yang tenteram, yang mengakomodasi keberagaman. Lihatlah Indonesia sebagai negeri yang rukun, tanpa ada kebencian dan kekerasan. Itulah Indonesia yang sebenarnya.

Rangkaian kekerasan teroris di minggu ini maupun berbagai ajakan kekerasan yang mulai marak di dunia maya dan lingkungan kita, harus dilawan dengan pesan damai.

Mungkin saja, pihak-pihak yang menyebarkan kebencian tersebut, masih belum sadar. Mari kita sadarkan mereka secara damai. Dengan menebarkan kedamaian, secara tidak langsung kita mendidik generasi ke depan menjadi generasi damai.

Apabila kita cermati pengertian manusia sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu/manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan.

Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah satunya adalah perbedaan kepercayaan atau agama.

Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antarkelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama maupun ras.

Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan di masyarakat, maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.

Bila kita pahami secara mendalam, sesungguhnya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Agama tak mengajarkan dalam perjuangan menegakkan kebenaran dengan cara membunuh orang lain apalagi diri sendiri. Agama apapun mengajarkan kemanusiaan, damai, dan cinta kasih.

Kesesatan berpikirlah yang membawa penganut agama melakukan kekerasan dan tindak terorisme. Terorisme itu produk dari kebencian, kesesatan berpikir dan berkeyakinan serta pelampiasan dari kecongkakan orang sombong.

Tindak kekerasan, dengan alasan apapun tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah. Dia hanya akan melahirkan lingkaran kekerasan dan pada akhirnya menuju kehancuran.

Sebagai penutup, saya ikut berbelasungkawa atas korban kekejaman teroris dan kepada keluarganya mudah-mudahan diberi kesabaran. Saya berharap semoga aparat yang berwajib segera mengungkap dalang dari peristiwa berdarah yang keji ini dan kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada terhadap gerak-gerik orang mencurigakan di lingkungan masing-masing.

Penulis: Hanief Al-Amiri, konsultan PSDM

Berita Terbaru