Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Borneo FC Minta Subsidi Rp 1 M Per bulan

  • Oleh Teras.id
  • 30 Juni 2020 - 23:31 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Borneo FC menyambut baik kepastian bergulir kembalinya Liga 1 2020. Meskipun demikian, mereka meminta agar PT Liga Indonensia Baru memberikan subsidi sebesar Rp 1 miliar kepada setiap tim untuk membantu operasional mereka.

Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin mengaku kesulitan mencari pendaaan karena lanjutan Liga 1 2020 akan digelar tanpa penonton. Selain karena akan berkurangnya pendapatan dari penjualan tiket, klub juga akan kesulitan mencari sponsor.

"Harapan kami subsidi di atas Rp 1 miliar. Dalam kondisi seperti ini, klub sulit mendapatkan sponsor. Belum lagi kami tidak bermain di kandang dan tanpa penonton," ujar Nabil seperti dilansir Antara, Selasa 30 Juni 2020.

Nabil juga menyatakan operasional timnya dipastikan akan membengkak karena pelaksanaan Liga 1 2020 rencananya akan dipusatkan di Pulau Jawa. Mereka mesti menyiapkan dana ekstra untuk transportasi, logistik dan gaji tim selama berada di Pulau Jawa.

"Namun kami mendengar PSSI mau membantu untuk menyediakan hotel. Itu hal yang bagus tetapi kami tetap berharap klub-klub mendapatkan subsidi di atas Rp 1 miliar," katanya.

Sebelumnya dalam pembicaraan antara PSSI, klub dan PT LIB pada awal Juni 2020, keluar wacana untuk menaikkan jumlah subsidi per termin jika Liga 1 dan 2 yang sempat diliburkan karena pandemi COVID-19, kembali dilanjutkan.

Setiap tim Liga 1 nantinya akan mendapatkan subsidi sebesar Rp 800 juta per termin, meningkat dari jumlah yang diterima sebelum pandemi yaitu Rp 520 juta. Sementara untuk tim Liga 2, subsidi pertermin bertambah 100 persen menjadi Rp200 juta.

Akan tetapi Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita menyebut bahwa pihaknya belum bisa memastikan dapat menaikkan jumlah subsidi karena semua itu tergantung pemasukan sponsor.

PT LIB harus membuat kontrak baru dengan sponsor-sponsor yang mendukung Liga 1 dan 2 sebelum pandemi COVID-19.

Kesepakatan lawas sudah tidak berlaku karena adanya kondisi kahar (force majeure) yang membuat kompetisi dihentikan sementara sejak akhir Maret 2020.

Berita Terbaru