Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani Kesulitan Beli Pupuk untuk Tanaman Kopi Gara-gara ini

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 19 Juli 2020 - 18:40 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Harga jual karet di tingkat petani yang murah atau berkisar pada harga Rp 5.500 turut berdampak terhadap upaya pengembangan tanaman kopi. Pasalnya, petani kesulitan menyisihkan uang membeli pupuk untuk tanaman kopi yang dikembangkan dalam rangka program perluasan areal Tanam Kopi Rakyat di Barito Timur.

Itu diungkapkan Rihat (60), salah satu petani Desa Tewah Pupuh Kecamatan Benua Lima yang terlibat dalam program tersebut saat berbincang-bincang dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur, di kebun kopinya, Minggu, 19 Juli 2020.

"Teman-teman yang lain kesulitan untuk merawat tanaman kopinya apalagi sekarang harga karet murah, sulit untuk menyisihkan uang membeli pupuk," katanya merujuk pada sumber penghasilan petani yang sebagian besar dari hasil menjual getah karet.

Selain merawat tanaman kopi yang bibitnya dibagi dinas pertanian, Rihat juga menyelinginya dengan tanaman lain seperti petai dan jaring atau jengkol.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur, Riza Rahmadi berharap program perluasan areal tanam kopi rakyat yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2019 itu tetap dipertahankan.

Program perluasan areal tanam kopi tersebut tersebar pada tiga kecamatan yakni di Desa Tewah Pupuh Kecamatan Benua Lima, Desa Turan Amis Kecamatan Raren Batuah dan Desa Apar Batu Kecamatan Awang. Dan di Desa Tewah Pupuh ada 32 petani yang mengikuti program tersebut.

"Kami berharap tanaman kopi ini tetap dirawat dan bertumbuh dengan baik, keluhan dari petani akan menjadi masukan bagi kami untuk mencari solusi," kata Riza.

Menurutnya, dengan perawatan yang baik tanaman kopi jenis robusta tersebut sudah dapat berbuah pada usia 2,5-3 tahun.

Diketahui, bulan Oktober 2019, Dinas Pertanian Barito Timur melaksanakan program perluasan areal tanam kopi rakyat seluas total 36 hektare yang terbagi di 3 desa. (BOLE MALO/B-11)

Berita Terbaru