Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pejabat di Kotawaringin Barat Jadi Korban Pembajakan WhatsApp oleh Akun Palsu Kepala Dinas Dikbud

  • Oleh Wahyu Krida
  • 25 Agustus 2020 - 17:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Munculnya akun Facebook palsu yang mengatasnamakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kotawaringin Barat (Kobar) Rosihan Pribadi, ternyata digunakan pelaku yang tidak dikenal tersebut untuk membajak akun WhatsApp milik beberapa ASN dan pejabat.

Salah satu pejabat yang akun WhatsAppnya dibajak orang tidak dikenal tersebut adalah Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Satpol PP dan Damkar Kobar Jumadianto.

"Bermula dari ajakan berteman di Facebook yang menggunakan nama M Rosihan Pribadi, yang ternyata fake atau akun palsu. Setelah saya terima, tak lama kemudian muncul pesan melalui aplikasi messenger dari akun tersebut. Sayang saya tidak sempat mengambil tangkapan layar saat itu," jelas Jumadianto.

Menurut Jumadianto, akun tersebut kemudian meminta nomor WhatsApp miliknya.

"Setelah mendapatkan nomor WhatsApp saya, kemudian muncul permintaan tolong untuk mengatasi masalah aplikasi WhatsApp yang bersangkutan dengan mengirimkan kode verifikasi yang dikirim ke nomor ponsel saya melalui SMS," jelas Jumadianto.

Tidak berapa lama, menurut Jumadianto, ia menerima SMS yang berisi ada kode verifikasi WA.

"Segera saya kirimkan kode verifikasi tersebut. Dan tak lama kemudian saat saya membuka aplikasi WhatsApp ternyata sudah tidak bisa dioperasikan. Saat itulah saya menyadari bahwa akun WhatsApp milik saya sudah diambil alih pihak lain," jelas Jumadianto

Jumadianto memjelaskan, dalam hitungan kurang lebih 10 menit sudah ada telepon dari kolega tentang kebenaran permintaan transfer dana dari akun WhatsApp miliknya.

"Kemudian saya jelaskan bahwa akun tersebut sudah diambil alih oleh pihak lain. Dan atas saran kolega tersebut agar saya segera menghubungi berbagai admin grup dimana saya menjadi anggotanya. Prioritas ada tiga WhatsApp Grup yang beranggotakan lebih dari 200 orang. Dan segera para admin mengeluarkan saya dari grup tersebut. Ini dilakukan untuk mengurangi calon korban potensial yang disasar pemegang akun saya," jelas Jumadianto.

Jumadianto juga menjelaskan, ia kemudian mengabari keluarga dan kolega untuk membantu menyiarkan kabar pengambilalihan akun WhatsApp miliknya oleh pihak lain.

Berita Terbaru