Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wishnutama Sebut 3 Subsektor Ekonomi Kreatif Ini Paling Potensial Diekspor

  • Oleh Teras.id
  • 31 Agustus 2020 - 08:00 WIB

TEMPO.COJakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, dalam mendorong potensi ekonomi kreatif bangsa ada beberapa subsektor yang sangat potensial. Setidaknya ada tiga subsektor ekonomi kreatif yang akan didorong untuk pasar global.

"Ini perlu jadi perhatian dan pembinaan kita bagaimana subsektor musik, film, aplikasi dan game. Ini bukan hanya unggul di Indonesia, tetapi kita harus dapat berkompetisi juga di internasional," kata Wishnutama saat acara kickoff Program Bank Indonesia dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia secara virtual, Ahad, 30 Agustus 2020.

Alasan Wishnutama akan memprioritaskan ketiga sektor tersebut, karena berkaca dengan Korea Selatan yang dapat menghasilkan devisa begitu besar dengan mengandalkan ketiganya. Kemudian, kata dia, ketiga subsektor itu mempunyai daya ungkit yang besar, sehingga mampu mendorong subsektor lainnya untuk bergerak.

"Tercatat 2017 kontribusi ketiga subsektor prioritas tersebut kepada PDB adalah sebesar Rp 1,8 triliun untuk film, Rp 4,8 triliun untuk musik dan 19 triliun untuk aplikasi dan game," kata Wishnutama.

Apa yang dimaksud daya ungkit, Wishnutama mencontohkan seperti film secara otomatis kita juga akan mempromosikan pakaian adat, destinasi wisata, dan banyak hal yang berkaitan dengan Indonesia. Jadi ia berharap ketiga subsektor itu dapat didorong dengan maksimal.

"Bersama kuliner, kriya dan fesyen, keenam subsektor ini kita harapkan bisa lebih maju perkembangannya dan bisa berkontribusi ke ekonomi," ucapnya.

Data BPS menyebutkan, tiga kontributor PDB terbesar pada tahun 2017 adalah subsektor kuliner sebanyak 41 persen, fesyen sebesar 17 persen dan kriya sebesar 14,9 persen.

Ketiga subsektor itu juga menyumbang ekspor teratas yakni subsektor fesyen sebesar US$ 11,9 miliar, kriya US$ 6,4 miliar, dan kuliner US$ 1,3 miliar.

Wishutama mengungkapkan, Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya. Sehingga, hal itu bisa menjadi modal untuk menumbuhkan perekonomian dari sektor kreatif, dan dapat bersaing di kancah global. 

"Idenya bisa diambil dari kearifan lokal sesuai perkembangan zaman. Hal ini akan menjadi pembeda antara produk Indonesia dengan negara lain," ujarnya.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru