Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tata Kerja BPDPKS, Kelola Hasil Pungutan Ekspor Sawit

  • Oleh Testi Priscilla
  • 23 Oktober 2020 - 06:30 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS di bawah Kementerian Keuangan memiliki tugas untuk menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana yang berasal dari pungutan ekspor sawit.

Hal ini dikatakan Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDP-KS, Dr Sunari, yang diwakili oleh Plt Kepala Divisi Pemungutan Biaya dan CPO pada BPDP-KS, Fajril Amirul dalam Kegiatan Fellowship Journalist Batch II yang dilaksanakan secara virtual atas kerjasama Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa atau JProf dan BPDP-KS di bawah Kementerian Keuangan pada Rabu-Kamis, 21-22 Oktober 2020.

"Tugas BPDPKS dimulai dari penghimpunan dana pungutan ekspor sawit yakni jumlah dana yang berhasil dikumpulkan dan sumber dana yang dikumpulkan. Kinerja BPDPKS juga termasuk akuntabilitas pengelolaan dana dan hasil pengelolaan dana. Sementara kinerja BPDPKS bersama pemangku kepentingan ialah inovasi program penyaluran dana, jumlah dan serapan dana yang berhasil disalurkan, serta akuntabilitas penyaluran," kata Fajril dalam kegiatan tersebut.

Sementara kesuksesan pelaksanaan program mulai dari penghimpunan dana, pengelolaan dana, hingga penyaluran dana berdampak pada peningkatan kinerja sektor sawit yang meliputi stabilitas harga, peningkatan kesejahteraan petani, dan pengembangan industri sawit berkelanjutan.

"Sebagai dampak berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri sawit, harga CPO mengalami penurunan terus menerus dan akibatnya berdampak pada kesejahteraan Petani. Untuk memperbaiki kondisi ini dan meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia, beberapa upaya strategis dilakukan," jelasnya.

Untuk perbaikan kesejahteraan petani, jelas Fajril, dilakukan riset sektor hulu dengan penyempurnaan data sawit Indonesia, peningkatan kualitas benih dan inovasi teknologi perkebunan. Sementara untuk sarana dan prasarana dilakukan efisiensi biaya produksi dan transportasi.

Selain itu tentu saja ada pelatihan petani dan SDM industri sawit dalam rangka peningkatan produktivitas dan penggunaan teknis perkebunan sawit yang ramah lingkungan.

"Untuk stabilitas harga CPO juga dilakukan dukungan pendanaan biodiesel dalam rangka meningkatkan daya serap pasar dan pengendalian overstock produk sawit," jelas Fajril lagi.

Promosi dan advokasi sawit positif dalam mempertahankan dan memperluas pasar domestik dan luar negeri juga dilakukan. Ditambah lagi dengan kegiatan riset pasar dan produk dalam rangka  menyusun kebijakan terkait penguatan pasar sawit, stabilitas harga dan pengembangan produk turunan dengan nilai tambah tinggi.

"Demi memperkuat industri hilir juga kita lakukan riset dan pengembangan program konversi sawit menjadi Bio-Hydrocarbon Fuel. Dukungan riset untuk pembuatan katalis, serta insentif untuk produsen bio-hydrocarbon fuel. Lalu juga ada dukungan pada program hilirisasi lainnya seperti dukungan riset dan insentif untuk industri oleokimia," bebernya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru