Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Festival Lima Gunung 2020 Pamerkan Wayang Karya Maestro Rastika

  • Oleh ANTARA
  • 01 November 2020 - 23:45 WIB

BORNEONEWS, Magelang - Festival Lima Gunung XIX/2020 di tengah pandemi COVID-19 memamerkan koleksi wayang Cirebon karya maestro pembuat wayang Rastika (1942-2014) di Studio Mendut, sekitar 100 meter timur Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pameran yang berlangsung sampai 30 November 2020 itu dibuka dengan penonton dalam jumlah relatif terbatas di Magelang, Minggu, antara lain ditandai performa seni oleh lima dalang di Kabupaten dan Kota Magelang bersama sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung --pemrakarsa Festival Lima Gunung--, pentas suluk, pembacaan doa, dan sarasehan pedalangan.

Lima dalang ikut berperforma seni dengan berjalan mengelilingi arena studio seni budaya yang dikelola budayawan Magelang Sutanto Mendut yaitu, Triyono Lebdo Carito (Pakis), Sih Agung Prasetyo dan Sitras Anjilin (Komunitas Lima Gunung), Susilo Anggoro (Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia/Pepadi Kota Magelang), dan Muhyad Adicarito (Ketua Pepadi Kabupaten Magelang).

Dalam performa itu, masing-masing seniman membawa tokoh wayang dan gunungan wayang gaya Cirebon, dupa, dan bunga mawar warna merah serta putih.

Dalam rangkaian performa dengan instalasi seni berupa sejumlah kursi bambu ukuran tinggi 2-5 meter di panggung studio terbuka itu, sejumlah seniman Komunitas Lima Gunung, seperti Handoko, Lyra de Blaw, dan Nabila Rifani, serta dua mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Winda dan Maya, memainkan performa gerak, tari, dan bunyi yang bercerita tentang lakon dunia pewayangan, "Begawan Ciptaning".


Wayang Cirebon yang dipamerkan tersebut selama ini menjadi koleksi budayawan dan perintis Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut. Selama hidupnya, Rastika bersahabat dekat dengan Tanto Mendut. Tanto juga mengoleksi cukup banyak lukisan kaca karya sang maestro itu.

Tanto menyebut memiliki satu kotak wayang kulit gaya Cirebon dengan sekitar 200 tokoh wayang Mahabharata dan Ramayana yang satu demi satu dibuat sepanjang hidup oleh Rastika.

Rastika, disebut dia, membuat wayang kulit sejak sekitar 1970 dan terakhir pada 2010. Sebelum berpulang pada 2014, Rastika berpesan kepada keluarganya untuk menjadikan karya wayang itu koleksi Tanto Mendut. Setahun setelah Rastika wafat, keluarganya membawa wayang-wayang tersebut ke Tanto Mendut untuk dikoleksi di Studio Mendut. Tanto tidak bersedia menyebut harga waktu itu untuk penggantian koleksi sekotak wayang karya Rastika.

"Ini soal kedekatan dan kepercayaan. Tetapi wayang itu dibuat satu demi satu di sela ketekunannya membuat lukisan kaca. Saya juga membeli lukisan kaca Rastika sejak 1988," ujarnya usai pembukaan pameran dalam lanjutan Festival Lima Gunung XIX/2020 untuk putaran kesembilan di tengah pandemi COVID-19. Festival berlangsung sejak awal Agustus hingga akhir Desember mendatang.

Seiring dengan umurnya yang makin tua, Sutanto mengemukakan pentingnya ada sosok, lembaga, atau institusi di dalam atau luar negeri yang tepat untuk melanjutkan pengoleksian wayang Cirebon karya maestro Rastika itu.

Berita Terbaru