Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mayoritas Guru Setuju Sekolah Tatap Muka Dimulai Bulan Ini

  • Oleh Teras.id
  • 02 Januari 2021 - 03:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menggelar survei terkait persepsi para guru atas rencana pemerintah membuka sekolah pada Januari 2021.

Dari survei singkat dengan aplikasi google form pada 19-22 Desember 2020 ini, suara guru hampir seimbang antara yang setuju dan tak setuju pembukaan sekolah mulai bulan ini.

"Dari 6.513 responden guru, yang setuju tatap muka dibuka Januari 2021 sebanyak 49,36 persen. Namun sebesar 45,27 persen tidak setuju dan yang ragu-ragu sebesar 5,37 persen," kata Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Mansur dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Januari 2021.

Mansur menjelaskan sebanyak 3.215 guru yang setuju pembukaan sekolah tatap muka pada bulan ini mengemukakan sejumlah alasan. Di antaranya jenuh mengajar pembelajaran jarak jauh atau PJJ (22 persen); materi sulit, sangat sulit, dan praktikum tidak bisa diberikan secara daring (54 persen); sebagian siswa yang diajar tak memiliki alat daring sehingga tidak bisa mengikuti PJJ (9,3 persen). Kemudian sinyal tidak stabil sehingga menjadi kendala PJJ (5,8 persen); dan alasan lainnya sebanyak 8,9 persen.

Beberapa alasan lainnya misalnya wilayah responden merupakan wilayah kepulauan yang termasuk zona hijau atau kuning.

"Para guru merasakan bahwa peserta didiknya pasti mengalami kesulitan untuk mengerjakan materi pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi, karena materi seperti itu tidak optimal diberikan secara daring, tetapi harus melalui pembelajaran tatap muka, minimal seminggu sekali," ujarnya.

Adapun 2.948 responden yang menyatakan tak setuju mengemukakan alasan di antaranya kasus Covid-19 masih tinggi (40,70 persen); khawatir tertular Covid-19 di sekolah (27,74 persen); sudah berusia di atas 50 tahun ditambah penyakit penyerta (10,44 persen).

Kemudian infrastruktur dan protokol kesehatan serta SOP adaptasi kebiasaan baru di sekolahnya belum memadai (14,31 persen); dan lainnya (6,8 persen).

Alasan lainnya mencakup belum adanya sosialisasi protokol kesehatan dari pihak sekolah dan tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga harus naik angkutan umum yang rentan tertular Covid-19.

"Mayoritas responden memang menolak buka sekolah tatap muka karena masih tinggi kasus, pandemi belum dapat dikendalikan pemerintah, sehingga mereka sangat khawatir tertular Covid-19," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo dalam keterangan yang sama.

Berita Terbaru