Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Purnawirawan TNI Ini Pilih Menjadi Petani

  • Oleh Magang 3
  • 22 Januari 2022 - 11:11 WIB

BORNEONEWS, Pulang Pisau - Menjadi seorang petani untuk sebagian orang memang bukan hal mudah, karena dibutuhkan kedisiplinan, kesabaran dan bisa memahami kondisi alam, namun bagi Nari (55) semua itu sudah dimiliki di dalam jiwannya. 

Seorang purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sejak 1 Januari 2021 masa tugas pengabdiannya selama 32 resmi berakhir. Saat ini dia memilih berprofesi sebagai petani di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.

Sebelum menjadi TNI, dia dibesarkan dari keluarga tani. Semasa kecil hidupnya sering menghabiskan waktu untuk membantu kedua orang tuanya di sawah, namun tidak menyurutkan hatinya ingin menjadi TNI.

"35 tahun yang lalu memang orang tua saya transmigrasi. Di 1982 sampai 1987 saya sekolah dan lulus sekolah saya daftar ABRI saat itu masih ABRI ya. Yang mengantarkan saya mendaftar itu kepala desa yang lama, kemudian didukung oleh seluruh guru SD di Jawa. Lulusan SD Mojokerto 1983," ungkap Nari (55), Sabtu 22 Januari 2022.

Dia menjelaskan awal menjadi prajurit TNI dirinya mengikuti pendidikan di Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Selesai perguruan, dari 20 orang yang termasuk dirinya diambil di Kostrad Cilodong 4 Divisi 1. 

Kemudian dia ditempatkan di pasukan 515 Kostrad, Kecamatan Tanggul Jember, Jawa Timur selama 26 tahun. Di pertengahan Juli 2012 dipindah di Kesatuan Teritorial jajaran Kodam 5, Kodim Blitar sampai menjadi purnawirawan. 

"Saya dinas terakhir di Kodim Blitar. Jabatan gelar terakhir Sersan Satu. Saya 1 Januari 2020 masa persiapan pensiun (MPP). Pensiun penuhnya 1 Januari 2021. 32 tahun masa pengabdian. Pada 13 Januari 2020 saya sudah berada di Blanti Siam. Sampai sekarang focus ke tani, jadi focus ke tani. Jadi titik beratnya adalah membantu orang tua . Titik beratnya membatu orang tua sampai sekarang ini," ungkapnya.

"Kemudian kenapa saya setelah purna memilih menjadi petani karena saya. Karena latar belakang keluarga saya petani dari orang transmigrasi," ungkapnya.

"Jadi kenapa saya tidak ikut teman-teman dengan pekerjaan yang lain saya lebih memilih menjadi petani, karena saya masih Wira Wiri keluar ke Jawa. Karena petani itu tidak terikat waktunya dalam pekerjaan," tandasnya kembali.

Dia mengharapkan supaya para petani di seluruh Indonesia tidak diabaikan oleh pemerintah. "Jadi sedikit-sedikit tidak mendatangkan atau impor untuk memenuhi ketahanan pangan. Tetapi manfaatkanlah petani yang ada di Indonesia ini. Petani Indonesia mampu untuk mencukupi asal tidak dimain-mainkan politik. Jadi petani jangan dibawa ke politik," tutupnya. (MAGANG-3/B-6)

Berita Terbaru