Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Efek Buruk Kebanyakan Minum Air bagi Otak dan Tubuh

  • Oleh ANTARA
  • 04 Maret 2022 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Minum air menjadi satu upaya penting untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

Namun, jika berlebihan dan dilakukan terlalu cepat malah bisa berujung keracunan air.

Keracunan air terjadi ketika Anda minum begitu banyak air sehingga ginjal tidak dapat menghilangkannya dengan cukup cepat, sehingga mulai mengencerkan elektrolit terutama natrium dalam darah.

Kondisi ini berbahaya karena kadar natrium darah turun dengan cepat, menyebabkan perubahan neurologis seperti halusinasi dan kebingungan. Meski jarang, keracunan air bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.

Orang dewasa perlu minum sekitar 2,7 hingga 3,7 liter cairan sehari, yang bisa berasal dari air, makanan, dan minuman lainnya.

Keracunan air dapat terjadi bila Anda minum lebih dari tiga sampai empat liter air dalam waktu singkat seperti satu atau dua jam, kata pakar pengobatan darurat di Rutgers New Jersey Medical School, Lewis Nelson, MD, seperti dikutip dari Insider, Jumat.

Namun, tidak ada jumlah cairan tertentu yang dianggap tak aman dan risiko keracunan air akan bervariasi tergantung pada frekuensi asupan, usia, jenis kelamin, dan kesehatan secara keseluruhan.

Terlalu banyak air dapat membuat otak membengkak dan mengganggu fungsi normal. Gejala masalah ini meliputi sakit kepala, bingung, mual, muntah dan seseorang menjadi lupa.

Jika tidak segera diobati, maka kondisi ini dapat menyebabkan gejala lain, seperti bicara menjadi cadel, lemah, halusinasi, kram otot, gangguan fungsi otak, kejang dan koma.

Keracunan air cenderung terjadi di antara orang dewasa yang melakukan lari maraton, melakukan pelatihan militer dan memiliki kondisi kesehatan mental seperti polidipsia psikogenik atau minum air secara kompulsif dan skizofrenia.

Namun, kondisi ini juga bisa berkembang pada bayi. Bayi berusia di bawah enam bulan beum boleh diberi air karena perutnya kecil dan ginjalnya belum berkembang. Jika mereka diberi air atau susu formula yang terlalu encer, mereka mungkin mengalami keracunan air.

"Pasien dengan keracunan air memiliki keadaan darurat medis dan harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis darurat. Kami biasanya perlu menghentikan kejang mereka, memasukkan larutan yang mengandung natrium pekat, dan mendukung pernapasan mereka," kata Nelson.

Berita Terbaru

Dewan Dorong Atlet Palangka Raya Berprestasi di Level Nasional

Dewan Dorong Atlet Palangka Raya Berprestasi di Level Nasional

  • 27 April 2024 - 17:51 WIB
KPK Nonaktifkan 2 Rutan setelah Pecat 66 Pegawai Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan 2 Rutan setelah Pecat 66 Pegawai Terlibat Pungli

  • 27 April 2024 - 17:40 WIB
Disnakertrans Kalteng Komitmen Dukung Pengembangan SDM

Disnakertrans Kalteng Komitmen Dukung Pengembangan SDM

  • 27 April 2024 - 17:31 WIB
Rutan Kapuas Gelar Upacara Peringati Hari Bakti Pemasyarakatan ke 60

Rutan Kapuas Gelar Upacara Peringati Hari Bakti Pemasyarakatan ke 60

  • 27 April 2024 - 17:21 WIB
Sinergitas Program Kunci Optimalisasi Pelayanan Nakertrans

Sinergitas Program Kunci Optimalisasi Pelayanan Nakertrans

  • 27 April 2024 - 17:11 WIB
Sigit K Yunianto Siap Maju Kontestasi Pilkada 2024

Sigit K Yunianto Siap Maju Kontestasi Pilkada 2024

  • 27 April 2024 - 17:00 WIB
Perayaan Paskah Nasional di Kalteng, Menteri Agama RI Ingatkan ini

Perayaan Paskah Nasional di Kalteng, Menteri Agama RI Ingatkan ini

  • 27 April 2024 - 16:51 WIB
Pemkab Gunung Mas Berencana Renovasi Stadion Mini Kuala Kurun

Pemkab Gunung Mas Berencana Renovasi Stadion Mini Kuala Kurun

  • 27 April 2024 - 16:41 WIB
Pj Wali Kota Palangka Raya Janjikan Dukungan Penuh untuk Tingkatkan Prestasi Atlet

Pj Wali Kota Palangka Raya Janjikan Dukungan Penuh untuk Tingkatkan Prestasi Atlet

  • 27 April 2024 - 16:31 WIB
Pemkab Kotim Apresiasi Berdirinya Sekolah 3 Bahasa untuk Anak Usia Dini

Pemkab Kotim Apresiasi Berdirinya Sekolah 3 Bahasa untuk Anak Usia Dini

  • 27 April 2024 - 16:21 WIB
Copyright © 2018 BorneoNews - PT. Media Kalimantan Mandiri