Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Minyak Anjlok di Tengah Kekhawatiran Permintaan China Lebih Lemah

  • Oleh ANTARA
  • 29 Maret 2022 - 10:15 WIB

BORNEONEWS, New York - Harga minyak global anjlok sekitar tujuh persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah pusat keuangan China Shanghai meluncurkan penguncian untuk mengekang lonjakan infeksi COVID-19, memicu kekhawatiran baru akan kehancuran permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 8,17 dolar AS atau 6,8 persen, menjadi menetap di 112,48 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April merosot 7,94 dolar AS atau sekitar 7,0 persen, menjadi ditutup di 105,96 dolar AS per barel.

Minyak mentah berjangka telah bergejolak sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari. Pekan lalu, Brent melonjak hampir 12 persen, sementara WTI terangkat hampir 9,0 persen.

Shanghai telah memasuki penguncian dua tahap dari 26 juta orang pada Senin (28/3/2022) dalam upaya untuk mengekang penyebaran COVID-19. Para pejabat menutup jembatan dan terowongan serta membatasi lalu lintas jalan raya.

"Ketakutan bahwa penguncian dapat menyebar dikombinasikan dengan likuidasi yang lama telah mengakibatkan penurunan pasar lebih lanjut," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Permintaan minyak di China, importir minyak mentah terbesar secara global, diperkirakan 800.000 barel per hari (bph) lebih rendah dari biasanya pada April, kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di bank SEB.

Harapan untuk kemajuan dalam negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina, yang dapat dimulai di Turki pada Selasa, juga membebani harga.

Namun, analis memperkirakan sentimen lebih bullish ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada Kamis (31/3/2022) untuk membahas rencana peningkatan 432.000 barel per hari pada kuota produksi.

OPEC+ kemungkinan akan tetap pada rencananya untuk peningkatan moderat dalam produksi minyaknya pada Mei, beberapa sumber yang dekat dengan kelompok itu mengatakan, meskipun ada lonjakan harga karena krisis Ukraina dan permintaan dari konsumen untuk pasokan lebih banyak.

Sementara itu defisit pasokan membayangi dengan volume spot April minyak mentah Rusia diperkirakan akan kesulitan untuk menemukan pembeli, kata para analis. Aliran minyak mentah Rusia sedikit terpengaruh pada Maret karena sebagian besar volume menyusut sebelum konflik.

Berita Terbaru