Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tawaran Qatar ke MU Timbulkan Pertanyaan Soal Masa Depan PSG

  • Oleh ANTARA
  • 21 Februari 2023 - 07:30 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Penawaran sebuah konsorsium yang dipimpin seorang bankir asal Qatar untuk membeli Manchester United telah menimbulkan pertanyaan tentang dampak keputusan itu terhadap masa depan klub Paris Saint-Germain.

Klub asal ibu kota Prancis itu telah diambil alih Qatar Sports Investment (QSI), kendaraan investasi yang didanai pemerintah Qatar, selama hampir satu dekade silam.

QSI, yang merupakan anak perusahaan Otoritas Investasi Qatar (QIA), menjadi pemilik saham mayoritas PSG pada 2011 setelah menggelontorkan 70 juta euro.

Sejak itu PSG menjadi kendaraan Qatar melaksanakan diplomasi "soft power" mereka, di bawah kepemilikan QSI. Tak hanya menjelma menjadi klub yang dominan di Prancis, PSG juga kini adalah nama besar di panggung sepak bola Eropa dan brand global.

Lebih dari 1,5 miliar euro telah dihabiskan untuk dana transfer pemain selama beberapa tahun terakhir, termasuk dua biaya transfer terbesar dalam sejarah untuk Neymar dan Kylian Mbappe pada 2017, meskipun semua uang itu belum mampu memberikan titel Liga Champions untuk mereka.


Akan tetapi, saat ini negara kecil yang kaya minyak bumi itu memiliki target yang lebih tinggi lagi ketika mereka mengincar United, salah satu klub paling sukses dalam sejarah liga terbesar di dunia.

Klub Liga Inggris itu bahkan menawarkan pemasukan komersial dan hak siar yang jauh lebih tinggi dari apa yang dihasilkan oleh klub-klub papan atas Prancis.

Penawaran itu, yang dipimpin oleh presiden Qatar Islamic Bank (QIB) Sheikh Jassim Bin Hamad Al Thani, disebut-sebut bernilai antara empat hingga enam miliar euro, demikian sejumlah sumber AFP melaporkan.

QIB juga dimilki oleh lembaga pengelola dana abadi Qatar.

"Ketika Anda mendapatkan tawaran dari seseorang yang adalah anggota dari keluarga besar Al-Thani, itu sudah pasti suatu tawaran dari negara tersebut," kata Jean-Baptiste Guegan, seorang dosen dan spesialis geopolitik olahraga kepada AFP.

"Ini berarti tidak ada yang dilakukan tanpa persetujuan sang emir, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani."

Berita Terbaru