Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Camat Paju Epat Mediasi Konflik Lahan PT Indopenta dan Warga

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 01 Maret 2023 - 06:00 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Camat Paju Epat Kabupaten Barito Timur Fredi Tangkasiang didampingi Polres Barito Timur dan Koramil 1012-04 Tamiang Layang menggelar mediasi atas konflik lahan antara H Suprianyoto dan PT Indopenta Sejahtera Abadi di Aula Kantor Camat setempat, Selasa, 28 Februari 2023.

Mediasi berlanjut cukup alot dari pagi sampai sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga mediasi berakhir, belum ada penyelesaian atas masalah tersebut namun kedua bela pihak sepakat untuk melanjutkan musyawarah atau negosiasi secara tertutup.

Camat Paju Epat Fredi Tangkasiang yang diwawancarai usai mediasi mengatakan permasalahan lahan antara warga dengan perusahaan perkebunan sawit itu sudah berlangsung lama sekitar tahun 2012-2013.

Meski demikian dia berharap sengketa lahan itu dapat diselesaikan dengan baik secara kekeluargaan karena dampaknya yang luas bagi masyarakat sekitar terutama untuk menjaga kondusivitas di Barito Timur menjelang Pilkades serentak 2023 dan Pemilu 2024.

"Intinya mencari solusi dari permasalahan yang terjadi, tujuannya untuk menghindari jangan sampai terjadi konflik horizontal antara masyarakat itu harapan kita," ujar Fredi.

Dia mengungkapkan, pihak perusahaan terbuka untuk melakukan negosiasi kembali terkait lahan yang belum dibebaskan dan belum jelas kepemilikannya.

"Kami dari Kecamatan bersyukur bahwa dari pihak perusahaan (PT Indopenta Sejahtera Abadi) maupun Haji Toto (H Suprianyoto) bersepakat untuk melanjutkan musyawarah dan bernegosiasi. Mudah-mudahan ada penyelesaian secara kekeluargaan tapi kalau tidak ada titik temui kita persidakan ke jalur hukum," tambahnya.

Sementara itu Ketua Fordayak Barito Timur Raffy Hidayatulah sebagai pendamping bagi masyarakat pemilik lahan mengaku akan memperjuangkan hak-hak pemilik lahan dengan cara-cara yang baik. Adapun total luas lahan yang dipermasalahkan masyarakat saat ini mencapai luas 40 hektare.

"Walaupun tadi ada sempat panas-panasan dalam mediasi, namun ada sedikit titik temu yang nantinya dibicarakan kembali antara Haji Toto dan kami selaku penerima kuasa dari Fordayak untuk menyelesaikan secara beradat dan bermartabat," ucap Raffy.

Dia berharap agar pihak perusahaan dapat memberikan keputusan yang terbaik dalam menyelesaikan sangketa lahan karena menyangkut dengan kepentingan orang banyak.

"Sebenarnya dalam menyangkut ganti rugi dan semacamnya, haji Toto tidak mengatakan bahwa lahan itu harus dijual, karena tadi pernyataan kita bersama bahwa terkait lahan tersebut bisa dikembalikan atau minta dikembalikan dan saya harap perusahaan bijak dalam mengambil keputusan dan tidak ada yang dirugikan," tambahnya.

Berita Terbaru