Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ahli Waris Lahan Pasar Sayangan Tuntut Haknya Dikembalikan

  • 03 April 2016 - 20:39 WIB

Lahan Pasar Sayangan seluas 4 hektare di Kecamatan Pangkalan Lada dituding diserobot Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Pemkab Kobar). Pasalnya, salah seorang warga Desa Pandu Senjaya, Rudi, mengaku tanah pasar tradisonal seluas 4 hektare itu adalah milik orangtuanya, M Taib bin Laning.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2001, saat kepala desa dijabat Juadin, lahan milik orangtuanya itu dihibahkan untuk pembuatan pasar desa seluas 1,5 hektare. Jadi, terdapat sisa luas lahan 2,5 hektare yang menjadi hak orangtuanya. Kemudian pada tahun 2004, tiba-tiba muncul sertifikat lahan seluas 4 hektare atas nama pemerintah daerah.

Lantas, sambung Rudi, pada tahun 2007, Pasar Sayangan mulai dibangun oleh kementerian melalui Pemkab Kobar di lahan yang dihibahkan seluas 1,5 hektare tersebut, sementara 2,5 hekatare sisanya tidak dibangun apa-apa.

Sebagai ahli waris, ia tak terima lahan seluas 4 hektare tersebut diklaim oleh pemda. Rudi pun menuntut sisa lahan yang dihibahkan tersebut dikembalikan. Meski begitu, perjuangan Rudi memperoleh kembali haknya, tak kunjung terwujud. 

Mediasi-mediasi telah dilakukan hingga berkali-kali namun tidak ada titik terang, hingga orantua Rudi meninggal dunia. Bahkan, ia membawa persoalan ini ke Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, upayanya tersebut juga sia-sia.

'Saya sebagai ahli warisnya akan terus menuntut sisa tanah yang dibuatkan pasar hasil hibah dari ayah saya. Saya tidak akan menggugat tanah yang 1,5 hektare yang sudah dihibahkan itu,' tegas Rudi, Minggu (03/4/2016).

Pasar malah mangkrak

Sementara itu, kondisi Pasar Sayangan yang dibangun pemerintah tersebut mangkrak selama enam tahun sejak awal berdiri. Tak kurang dari 60 kios tampak terbengkalai.

Warga sekitar lebih memilih membangun tempat usaha di sekeliling pasar. Mereka mengaku lebih ramai berjualan di tepi jalan dibandingkan berdagang di pasar.

'Sepi mas, enak jualan di pinggir jalan, lihat saja itu bangunan pasarnya juga sudah seperti itu,' ungkap salah satu pedangan Herdi. (CP/B-12)

Berita Terbaru