Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Anggota DPRD Barito Timur Minta RSUD Tamiang Layang Diaudit

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 19 Januari 2024 - 21:50 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Anggota DPRD Barito Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Wahyudinnor, meminta agar RSUD Tamiang Layang diaudit demi mengetahui persis penyebab berbagai permasalahan yang dikeluhkan pasien maupun tenaga kesehatan.

"Terkait dengan kekosongan obat itu kami berharap memang harus diadakan audit memang ya. Apa yang menjadi permasalahannya sehingga sehingga obat itu bisa kosong," kata Wahyudinnor kepada Borneonews, Jumat, 19 Januari 2024.

Dia melanjutkan, jika informasi dari sumber internal RSUD Tamiang Layang bahwa penyebab kekosongan obat karena rumah sakit memiliki hutang obat di distributor sehingga distributor tidak mau memasok obat, maka harus diperiksa apa penyebab Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah sakit milik Pemkab Barito Timur itu tidak mampu membayar hutang obat.

"Apa yang menjadi sumber penyebabnya Apakah memang penghasilan BLUD itu tidak mampu untuk menutupi hutang obat atau ada hal-hal lain yang menyebabkan utang obat di distributor tidak terbayarkan Atau ada efektivitas dan efisiensi yang kurang tepat sehingga pelayanan utama yang berkaitan dengan masalah obat tidak menjadi prioritas. Istilahnya dilakukan audit investigasi-lah," kata Wahyudinnor.

Politisi PKB ini mengaku sebelumnya gabungan komisi di DPRD juga sudah berkunjung ke RSUD Tamiang Layang dan beraudiensi dengan Direktur RSUD serta Kepala Dinas Kesehatan Barito Timur mempertanyakan jasa medik tahun 2023 yang belum dibayarkan.

"Pada saat itu saya juga mempertanyakan salah satunya masalah jasa medik yang yang belum dibayarkan, cuma lebih fokus masalah obat juga saya sampaikan tadi," akunya.

Diketahui, RSUD Tamiang Layang saat ini dalam kondisi darurat karena stok berbagai jenis obat kosong. Kondisi ini dibenarkan oleh sumber terpercaya di internal RSUD Tamiang Layang.

"Sudah nggak kehitung (jenis obat yang kosong), cuman salep kudis , panu aja yang mungkin masih banyak," kata sumber tersebut.

Borneonews mendapatkan tangkapan layar percakapan dokter dan perawat yang begitu putus asa dengan kondisi ini karena harus membatasi suntikan infus untuk setiap pasien atau bahkan obat yang diresepkan kosong sama sekali di farmasi rumah sakit.

Sumber Borneonews menjelaskan, kondisi logistik RSUD Tamiang Layang semakin parah karena banyak distributor yang tidak mau memasok obat ke RSUD Tamiang Layang akibat hutang obat yang belum dilunasi.

Berita Terbaru