Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Guru SDN Bukit Sawit ini Gunakan JKN Untuk Pengobatan Anaknya yang Sakit DBD

  • Oleh Ramadani
  • 27 Februari 2024 - 03:00 WIB

BORNEONEWS, Muara Teweh - Seorang guru SDN Bukit Sawit, Desa Bukit Sawit, Kabupaten Barito Utara Kosmas (44), menggunakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan. untuk mengobati anaknya yang sakit DBD, di RSUD Muara Teweh.

“Sejak masuk RSUD Muara Teweh, Senin, 12 Februari 2024, kondisi anak saya berangsur membaik, berawal dari pemeriksaan di Puskesmas Butong indikasinya adalah DBD, kemudian disarankan ke RSUD Muara Teweh,” ucap Kosmas saat ditemui di ruang inap RSUD Muara Teweh, Senin 26 Februari 2024.

Setibanya di IGD RSUD Muara Teweh, Kosmas menyebut penanganan terhadap kondisi anaknya dilakukan dengan cepat.

“Saat itu ditanganinya cepat dan dilakukan pengecekan laboratorium dan diambil darah ternyata benar positif DBD, terbaca dari trombositnya dan dilakukan pengecekan terus hingga saat ini hasilnya sudah semakin membaik, bersyukurnya sudah dijamin sepenuhnya dari Program JKN jadi sangat terbantu, tidak ada biaya yang keluar,” ujar Kosmas yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) guru sekolah dasar (SDN) di Desa Bukit Sawit.

Dalam pengobatan anaknya, Kosmas juga mengapresiasi kepada tenaga medis yang memeriksa yaitu adanya dari spesialis gizi dan dokter spesialis anak yang ada di RSUD Muara Teweh.

“Ada dua dokter yang memeriksa, selain terkait kondisi demam berdarahnya juga ada spesialis gizi yang memberikan saran untuk makanan dan perbaikan kondisi gizi, ini sangat bermanfaat untuk pemulihan anak saya dan menjadi pelayanan yang bagus menurut saya,” tambah Kosmas.

Terdaftar sebagai segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas I, Kosmas juga menilai pelayanan yang diberikan setara dan informasi untuk ketersediaan ruangan diberikan secara terbuka oleh rumah sakit.

“Sebelumnya diinformasikan untuk kamar rawat inap di kelas I penuh, jadi selama dua hari kami berada di kelas dua hingga kemudian ada kamar kelas I yang kosong dan kami bisa isi, informasi ini sangat dibutuhkan kami sebagai keluarga pasien sehingga pelayanan dirasa memuaskan karena keterbukaan informasi yang diberikan,” kata dia. (RAMADHANI/H)

Berita Terbaru