Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menko: Indonesia Jaga Kondusivitas Ekonomi Melalui Kerja Sama Global

  • Oleh ANTARA
  • 09 Maret 2024 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia berkontribusi menjaga kondusivitas situasi perekonomian global melalui berbagai kerja sama di forum internasional.

"Melalui kerja sama di berbagai forum internasional, Indonesia juga memberikan arah pada kondisi global yang kondusif terutama untuk pertumbuhan ekonomi," katanya di Jakarta, Jumat.

Selain memberikan kontribusi positif pada perekonomian global, ia juga berharap bahwa keterlibatan Indonesia pada forum internasional dapat memberikan multiplier effect terhadap iklim investasi domestik.

Dia menuturkan jika Indonesia resmi menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hal tersebut dapat meningkatkan investasi negara-negara OECD ke Indonesia hingga 0,37 persen serta menaikkan PDB Indonesia hingga 0,94 persen.

Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia yang mencapai status open for accession discussion untuk menjadi anggota penuh OECD.

Selain itu, Indonesia turut membantu menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik yang penting bagi kelancaran aktivitas logistik dan ketersediaan komoditas di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

Airlangga menyampaikan kerja sama internasional merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ia menuturkan upaya lainnya yaitu mengintensifkan industrialisasi melalui hilirisasi sumber daya alam hingga digital, pembangunan industri petrokimia dengan target sebesar 30 juta ton untuk olefin dan 5,6 juta ton untuk aromatik pada tahun 2035, penguatan industri otomotif, serta pengembangan rantai pasok semikonduktor.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk memperbaiki ekosistem logistik demi menekan biaya logistik hingga 8 persen pada 2045.

"Demi pertumbuhan yang kuat dan inklusif, maka Indonesia harus terintegrasi pada rantai pasok kawasan dan global. Karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi penting agar rantai pasok kita tidak terganggu," katanya.

ANTARA

Berita Terbaru