Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kotim Kekurangan Ratusan Penyuluh Pertanian Lapangan

  • Oleh Rafiuddin
  • 05 Agustus 2016 - 18:30 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Kotawaringin Timur (Kotim) kekurangan ratusan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) meningkatkan sektor pertanian, terkendala sejumlah faktor, di antaranya kurangnya tenaga PPL itu.

'Kita sudah usulkan penambahan penyuluh, karena dalam persyaratan untuk memenuhi kebutuhan pertanian satu desa dan kelurahan harus ada satu penyuluh, ditambah sebentar lagi banyak penyuluh kita yang pensiun, akan semakin bertambah yang diperlukan,' kata Kepala Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim, I Made Dikantara, di Sampit, Jumat (5/8/2016).

Made mengungkapkan, Kotim saat ini baru memiliki 110 PPL. Kekurangan PPL tersebut dihitung berdasarkan jumlah desa dan kelurahan di daerah itu. Di Kotim terdapat 168 desa dan 17 kelurahan. Idealnya setiap desa atau kelurahan satu PPL. Kekurangan tenaga PPL ini sudah beberapa kali diusulkan ke pemerintah pusat, namun sampai saat ini belum terealisasi.

'Petani kita ini sebagian masih harus didampingi agar mereka bisa memaksimalkan potensi pertanian, khususnya dalam penggunaan teknologi pertanian, tapi kami masih terkendala jumlah PPL yang terbatas,' katanya.

Idealnya, satu orang PPL menangani satu desa atau kelurahan, namun karena terbatasnya jumlah PPL di Kotim saat ini satu orang PPL terkadang membawahi beberapa desa. Keterbatasan ini tentu berpengaruh terhadap pendampingan kepada petani.

Untuk mengatasi kekuarangan tersebut, pemerintah daerah memberdayakan para petani berpengalaman untuk menjadi PPL secara swadaya. Namun jumlahnya juga belum memadai. Malah, sering kali ada PPL yang berstatus pegawai negeri, dimutasi ke bidang lainnya atau ditarik membantu pihak kecamatan sehingga tugasnya sebagai PPL kurang maksimal, atau bahkan ditinggalkan.

Menurut Kepala DP3KP Kotim, I Made Dikantara, menjadi PPL adalah masalah mentalitas seseorang. Setiap tahun pihaknya membuka kesempatan untuk mendidik pegawai menjadi PPL dengan mengirimnya ke pusat pelatihan di Binuang Kalimantan Selatan. Ini dilakukan, menyiasati minimnya formasi penerimaan CPNS untuk PPL di Kotim setiap tahun. Namun upaya ini juga masih terbatas karena sedikit pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan PPL tersebut.

"Peran PPL sangat dibutuhkan untuk membantu petani meningkatkan produksi pertanian dengan penggunaan teknologi tepat guna," katanya. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru