Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pendidikan Desa Sungai Sekonyer Juga Memperihatinkan

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 01 Februari 2017 - 20:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Persoalan di Desa Sungai Sekonyer Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat (Kobar) seolah tak ada hentinya. Selain masalah pencemaran lingkungan akibat aktivitas penambangan tanpa izin (peti), masalah pendidikan pun tak kalah memperihatinkan.

Anak sekolah di desa ini umumnya hanya belajar beberapa jam saja setiap hari. Biasanya belajar mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Lantaran sebagian besar guru yang mengajar di sekolah dasar (SD) maupun di sekolah menengah pertama (SMP) satu atap (Satap) desa itu merupakan guru pendatang alias tidak bertempat tinggal di desa.

"Hampir tiap hari datang pukul 07.30 WIB. Padahal anak-anak itu sudah ada di sekolah dari pukul 07.00 WIB. Itu masih bisa dimaklumi karena alasan transportasi. Karena guru-guru itu kebanyakan tidak tinggal di desa. Tapi yang jadi masalah pulangnya. Pukul 10.00 WIB sudah pulang," ujar Sekretaris Desa Sungai Sekonyer, Taufik, Selasa (31/1/17).

Taufik mengaku tidak mengatahui alasan pasti mengapa pelaksanaan pendidikan di desanya tidak maksimal. Padahal, perumahan untuk para guru SD maupun SMP Satap sudah tersedia di desa. Bahkan, banyak rumah warga, maupun guest house atau penginapan untuk turis milik desa yang kosong dan bisa ditempati oleh para guru.

"Intinya, kalau mereka memang berniat tinggal di desa, pasti ada tempat tinggal. Tapi ya begitulah. Yang tinggal di desa ada tiga guru saja, karena memang orang desa. Tapi guru-guru yang lain, dari luar. SD dan SMP Satap itu sama saja (jam durasi belajar)." (RADEN ARIYO/B-2)

Berita Terbaru