Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kayu Ulin pun Diolah Jadi Tasbih, Tapi Kurang Diminati

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 29 Maret 2017 - 21:22 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pengrajin tasbih di Desa Telaga Baru, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rofi (48), ternyata tidak hanya mengolah tasbih dari kayu gaharu. Jenis kayu lain yang dimanfaatkan yakni ulin. Sayang, peminatnya kurang banyak dibandingkan tasbih gaharu. 

'Tasbih dari kayu ulin harganya murah, hanya Rp15 ribu - Rp20 ribu per tasbihnya. Namun masih kurang diminati,' ujar Rofi.

Dirinya pun kurang tertarik membuatnya, apalagi harga bahan baku kayu ulin terbilang cukup mahal. Pengolahannya juga sangat sulit karena kayu tersebut sangat keras.

'Selain tidak banyak peminatnya, untuk mengolahnya juga susah. Saat ini saya tidak lagi mengolah tasbih dari kayu ulin,' lanjut Rofi.

Rof mengatakan hasil kerajinan tangannya tidak hanya dipasarkan di Kotim. Tetapi sudah mencapai Banjarmasin, Jakarta, Cina dan Arab Saudi.

'Kalau pembeli dari daerah kita kurang berminat dengan tasbih yang harganya mahal. Namun kalau dari luar daerah sangat banyak,' kata Rofi.

Disampaikannya, yang paling banyak diminati adalah tasbih kayu gaharu. Meski mahal, namun permintaan tidak pernah sepi. Sekali mengirim barang, dia bisa meraup keuntungan sekitar Rp10 juta. (MUHAMMAD HAMIM/B-11)

Berita Terbaru