BORNEONEWS, Kasongan - Para pengusaha percetakan batako di Kasongan dan sekitarnya mengaku jika kenaikan harga pasir bangunan itu memukul usaha mereka yang selama ini dijalankan.

Pasalnya, jika harga pasir naik, secara otomatis harga batako itu juga mengalami kenaikan, tidak tidak maka akan merugi.

"Untuk sementara ini kita masih menunggu perkembangannya. Kami juga belum menaikkan harga jual batako," sebut Denar, pemilik usaha percetakan batako di Jalan Trans Kalimantan Komplek Kereng Humbang Kasongan, Kamis (27/4/2017).

Saat ini pihaknya masih menghabiskan sisa pasir yang dibeli saat harga normal beberapa hari lalu. "Mungkin persediaan pasir pasang kami itu tinggal sehari besok. Setelah itu kami akan istirahat dulu, karena harga pasir sampai Kasongan sudah dipatok Rp800 ribu per red/truk (isi 5 kubik), beda jauh dari sebelumnta Rp400 ribu per red," katanya.

Dia memiliki lima karyawan. Jika usahanya tidak jalan karena harga pasir mahal, maka kelima karyawannya itu akan menganggur.

"Sementara keluarga mereka butuh ongkos, butuh kiriman yang anak istrinya berada di luar daerah. Tapi kalau mereka gak kerja ya tidak punya pendapatan lagi, kita juga bingung harus gimana menghadapi situasi ini," katanya. (ABDUL GOFUR/B-6)