Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bocah Ini Tetap Tegar Walau Digerogoti Tumor Tulang

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 13 Desember 2017 - 10:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Empat tahun silam, bocah laki - laki ini didiagnosa oleh dokter menderita tumor tulang pada bagian rahang. Diagnosa dokter tak lantas membuat anak pertama dari dua saudara pasangan Mustofa dan Marni, warga RT 29, Jalan A Yani Gang Baning, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat lantas berputus asa.

Ialah Diky Supratman (16), siswa kelas III di SMP Negeri 6 Arut Selatan. Walau awalnya kerap terlihat murung dan malu saat dibawa orang tuanya ke gereja atau bahkan mendapat ejekan saat ikut orang tuanya ke pasar, ia tetap tegar menghadapi kenyataan.

Diky tak pernah mengeluh sedikitpun atas apa yang dirasakannya kepada orang tuanya. Penyakit tumor yang membuat benjolan besar pada bagian wajahnya juga tak membuat semangatnya untuk belajar menurun, ia tetap rajin bersekolah seperti anak normal pada umumnya.

"Sebagai orang tua saya kasihan melihat kondisi anak saya, bahkan saat ke gereja atau ke pasar ia sering murung karena ejekan orang lain, tapi ia tetap tegar dan tetap semangat," ucap ibunda Diky, Marni saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/12/2017).

Hebatnya, walau sakit, Diky tak pernah meminta kepada orangtuanya untuk diobatkan ataupun menyesali atas apa yang menimpa pada dirinya. Walau begitu, upaya pengobatan bukan tak pernah dilakukan. Mustafa yang hanya berprofesi sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tak menentu sudah dua kali membawa Diky ke rumah sakit, namun belum mendapatkan pengobatan yang tepat.

"Anaknya memang tegar, tidak pernah meminta diobatkan dan kesakitan. Mungkin Diky tahu kalau orang tuanya tidak punya biaya," ujat Mustafa.

Sebagai orang tua, ia bertekad akan mencarikan kesembuhan bagi sang buah hati. Keterbatasan ekonomi tak lantas membuatnya berdiam diri, rencananya ia akan membawa Diky berobat ke Jawa, ia pun tak tahu dari mana nanti uang untuk biaya pengobatan. Namun tekad sudah bulat, demi Diky ia pantang mundur mencari biaya yang hingga kini juga tak tahu kemana ia mencarinya.

Tahun lalu rumah sakit di Palangkaraya tidak sanggup mengobati Diky, dan harus menjalani operasi ke Jawa. "Entah uang dari mana nanti akan kami berobatkan ke Jawa. Diky memang tidak meminta tapi sebagai orang tua tidak tega melihat kondisinya," pungkasnya. (KOKO SULISTYO/B-2)

Berita Terbaru