Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemenperin: Hambatan Ekspor CPO ke Eropa akan Terus Ada 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Februari 2018 - 12:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sejumlah kalangan di Eropa dan Amerika Serikat seperti tak kenal lelah untuk mengupayakan penghentian impor minyak sawit dengan berbagai alasan, seperti lingkungan dan kesehatan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, langkah Parlemen Uni Eropa yang sedang menyusun aturan membatasi penggunaan minyak sawit mentah (CPO) untuk campuran biodiesel sifatnya lebih politis dan terkait persaingan dagang.

"Kebijakan Parlemen Eropa itu masalahnya politis. Memang di sana itu politis, secara bisnis tidak ada masalah," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto, kepada pers di Jakarta, Kamis (8/2/2018), terkait dengan usulan penghentian pemakaian CPO untuk biofuel mulai 2021 di Uni Eropa.

Panggah menyatakan kebijakan Eropa menghambat ekspor produk sawit akan terus ada, karena sifatnya memang politis dan persaingan dagang. Untuk diketahui, Eropa memiliki biji bunga matahari dan rapeseed pesaing CPO untuk bahan baku biodiesel.

"Eropa merupakan negara ketiga terbesar tujuan ekspor CPO. Sedangkan urutan pertamanya masih India dan Tiongkok," papar dia.

Untuk diketahui, di tengah upaya memuluskan usulan penghentian impor CPO ke UE menyusul disahkannya resolusi sawit oleh Parlemen UNI Eropa pada April tahun lalu, beberapa negara Uni Eropa ternyata tidak satu suara. Contohnya Perancis dan Swedia yang menilai kebijakan UE tersebut sebagai diskriminatif, karena hanya menolak minyak sawit tapi di satu sisi tetap memperbolehkan impor minyak nabati lain. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru