Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekspor Cangkang Sawit Bisa Dongkrak Devisa RI 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 05 Oktober 2018 - 12:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (Apcasi) menilai, penguatan nilai dolar AS atas rupiah menjadi peluang bagi Indonesia untuk meraih devisa dari ekspor cangkang sawit. 

"Masih ada 30% limbah berupa cangkang sawit yang belum bisa diekspor, padahal berpotensi menjadi dolar," kata Ketua Apcasi, Dikki Akhmar, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Cangkang sawit sebagai sumber bioenergi, menurut Dikki, sangat diminati dan dibutuhkan di pasar Asia, khususnya Jepang dan Thailand. 

"Kebutuhan di dalam negeri sendiri hanya 40% hingga 50% dan hanya terbatas untuk industri CPO, sedangkan untuk kebutuhan industri lain masih sangat minim, ada peluang besar untuk ekspor," papar dia.

Salah satu hambatan ekspor adalah tingginya biaya pajak dan pungutan cangkang sawit hingga total menjadi US$17 per metrik ton, sehingga hampir 30% cangkang sawit di beberapa daerah tidak bisa diekspor dan hanya menjadi limbah tidak produktif. Biaya mengumpulkan limbah dari wilayah terpencil menjadikan biaya logistik tinggi, akibatnya marjin keuntungan ekportir sangat kecil.

Hingga 2017, lanjut Dikki, volume ekspor cangkang sawit telah mencapai 1,80 juta ton dengan nilai devisa US$30,60 juta. 

"Kami yakin apabila pajak ekspor diturunkan menjadi tiga dolar AS dan pungutan sawit juga hanya tiga dolar AS, sehingga total biaya ekspor US$6, maka volume ekspor dapat kami tingkatkan menjadi 2,50 hingga 3 juta ton per tahun," ujarnya.

Dikki menambahkan, nilai tersebut mungkin masih belum seimbang dengan pendapatan devisa saat pajak masih di angka US$17, akan tetapi ada nilai intangible seperti peningkatan penggunaan energi ramah lingkungan, berkurangnya penanganan limbah yang tidak produktif, serta peningkatan ekonomi masyarakat di daerah terpencil. 

"Peningkatan volume ekspor memberikan efek domino pada ekonomi masyarakat daerah perifer secara signifikan seperti bisnis angkutan, tenaga buruh pelabuhan, dan tenaga pengumpul," tutur Dikki.

Cangkang sawit ini sudah mempunyai harga standar internasional yang diterbitkan Argus Media International Corp, sama seperti halnya batubara, sehingga eksportir bisa menentukan harga sendiri. 

Berita Terbaru