Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

RI-Malaysia 'Boikot' Workshop Tentang Biofuel di Uni Eropa

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 November 2018 - 10:56 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Indonesia dan Malaysia menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam Workshop Indirect Land Use Change (ILUC) terkait dengan biofuel yang digagas Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, pekan ini.

Keputusan kedua negara penghasil minyak sawit terbesar dunia untuk tidaK hadir dalam workshop tersebut, menurut Menteri Industri Utama Malaysia, Teresa Kok, lebih disebabkan oleh keprihatinan atas sikap diskriminatif UE terhadap minyak sawit.

Menurut Kok, besar kemungkinan UE akan memanfaatkan penggunaan lahan dalam ILUC itu sebagai justifikasi untuk menghapuskan atau membatasi minyak sawit dalam mandat Renewable Energy Directive II (REDII).

“Sebagai penghasil minyak sawit, Malaysian dan Indonesia akan membahas berbagai tantangan yang muncul dari REDII,” katanya, seraya menambahkan bahwa kedua negara produsen minyak sawit terbesar dunia ini khawatir konsep ILUC tersebut akan mendiskriminasi minyak sawit di pasar UE.

Untuk itu, katanya, Malaysia dan Indonesia sepakat untuk tidak menghadiri workshop ILUC.

Sementara itu, dalam pertemuan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Putrajaya, Malaysia, pekan lalu, Malaysia dan Indonesia mengungkapkan keprihatinan terhadap maraknya kampanye anti-minyak sawit yang dilakukan berbagai lembaga swadaya masyarakat Uni Eropa, yang bahkan didukung oleh kalangan legislatif untuk mendiskriminasi komoditas andalan ekspor ini.

Dalam pertemuan CPOPC tersebut, selain terpilihnya Malaysia sebagai ketua untuk menggantikan Indonesia untuk masa bakti dua tahun ke depan, rapat juga menyetujui masuknya Kolombia sebagai anggota baru.

Pertemuan itu juga membahas tentang perlunya konsolidasi dan meningkatkan program mandatori biodiesel di masing-masing negara, seraya mendorong penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit di negara-negara konsumen yang prospektif. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru