Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Taman Nasional Tanjung Puting Masuk Zona Merah Rawan Kebakaran

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 31 Agustus 2019 - 09:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berdasarkan analisis Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan atau Satgas Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah, wilayah Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya, berada pada zona merah.

Hal ini disampaikan Kepala Sub Bagian Tata Usaha (KSBTU) Balai Taman Nasiona Tanjung Puting atau TNTP Eko Susanto dalam rilisnya yang diterima Borneonews, Sabtu, 31 Agustus 2019.

“Jaid TNTP masuk zona merah area rawan kabakaran. Artinya sangat mudah terbakar dan sangat sulit pengendaliannya," ujar dia.

Kini, lanjutnya, dampak karhut di TNTP sudah mencapai 239 hektare. Upaya penanggulangan kebakaran hutan di TNTP masih terus dilakukan.

Kerusakan kawasan yang terjadi akibat kebakaran hutan pada 2015 lalu nampaknya juga berandil dalam kebakaran tahun ini. Sisa ppp:-sisa tunggak, dahan, dan ranting pepohonan yang tumbang di atas gambut kering menjadi bahan bakar sempurna bagi api untuk menjalar.

"Alang-alang dan semak belukar yang tumbuh sebagai pionir di lantai hutan bekas terbakar, maka kecepatan api membakar akan sulit untuk ditanggulangi," ungkapnya.

Ia menegaskan, sangat penting untuk menjaga dan merestorasi fungsi hidrologi kawasan TNTP. Karena keberadaan air tanah salah satunya berfungsi untuk menjaga kelembaban di lantai hutan, khususnya di areal yang bergambut. Utamanya untuk menjadi penghalang terjadinya kebakaran besar di saat kemarau.

Sementara itu, berdasarkan prediksi BMKG, puncak kemarau akan terjadi di bulan September. Sehingga jika tidak bijak dalam penggunaannya, api akan sangat merugikan. 

Masih terbuka kesempatan bagi seluruh otoritas terkait, bersama seluruh lapisan masyarakat untuk saling mengimbau dan mengingatkan agar tidak menggunakan api dalam aktivitas pembukaan lahan.

"Jangan lagi membuka ladang, kebun, dan permukiman dengan cara membakar lahan, agar langit menjadi biru, dan bernapas tetap lega," tutupnya. (DANANG/B-3)

Berita Terbaru