Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Belum Ditemukan, Ini Rencana Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Lamandau Hari Kedua

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 26 Februari 2020 - 07:40 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Imam Bogi Yudasetara (24), warga RT 05 Nanga Bulik yang merupakan korban tenggelam di Sungai Lamandau pada Selas 25 Februari 2020 sore masih belum ditemukan.

Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan sejak Selasa sore hingga malam pun terpaksa harus dihentikan sekira pukul 22.00 WIB karena terkendala cuaca buruk.

Meski demikian, Bupati Lamandau Hendra Lesmana yang sejak awal ikut terjun langsung di lapangan menegaskan bahwa upaya pencarian korban masih akan berlanjut pada hari berikutnya, yakni Rabu 26 Februaru 2020. Pihaknya juga telah menyusun rencana matang, termasuk menyiapkan sapras penunjang yang lebih memadai.

"Pencarian korban tidak akan berhenti malam ini, artinya besok (rabu) pagi kita lanjutkan. Kita sudah koordinasikan dengan matang tentang berbagai persiapan baik personel maupun sapras penunjangnya," kata Bupati Hendra Lesmana, Selasa malam.

Bupati Hendra juga menyebut, untuk persiapan armada penunjang, tim gabungan akan menurunkan sedikitnya delapan armada speedboat, yang diantaranya lima unit milik BPBD dan tiga unit milik Polres Lamandau. Selain itu, tim gabungan juga akan difasilitasi dua unit tugboat milik salahsatu perusahaan yang sudah bersedia membantu.

"Karena dalam proses pencarian korban ini juga melibatkan masyarakat, hingga malam ini terkonfirmasi ada 15 unit perahu klotok milik masyarakat siap digunakan, bahkan sepetinya besok jumlahnya bisa bertambah lagi," kata Hendra.

Sementara itu, Kepala BPBD Lamandau, Edison Dewel mengatakan, pencarian korban akan difokuskan pada radius 200 sampai 300 meter dari tempat terakhir korban dinyatakan tenggelam. Hal itu berdasarkan pada lokasi korban tenggelam diprediksi berada dekat dengan sebuah palung di sungai tersebut.

Beberapa teknik pencarian juga akan coba terus dilakukan. Misalnya, kata dia, dengan membuat gelombang buatan menggunakan armada yang dapat memicu naiknya material  yang ada di dasar sungai. Termasuk juga dengan upaya memaksimalkan teknik lama seperti halnya menggunakan onak (sejenis pancing duri yang terbuat dari rotan araw. Bahkan jika memungkinkan, pencarian juga akan dilakukan dengan upaya penyelaman.

Diketahui, sejak Selasa sore, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Tagana, TNI, Polri dibantu masyarakat lebih dari 50 orang, turun untuk melakukan pencarian korban meski hujan deras mengguyur kota Nanga Bulik. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya adalah dengan membuat onak (sejenis pancing duri yang terbuat dari rotan araw) dengan menyusuri sungai.

Namun, setelah lima jam proses pencarian dilakulan, tim pencari mengalami kesulitan karena harus berkutat dengan cuaca buruk ditambah aliran air sungai yang deras akibat peningkatan volume air dari hulu. 

Berita Terbaru