Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bukan Naikkan Harga, ini yang Dilakukan Pengrajin Tahu di Sampit ketika Harga Kedelai Naik

  • Oleh Usay Nor Rahmad
  • 16 Februari 2022 - 13:40 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Mengantisipasi kerugian dan pembengkakan biaya produksi akibat kenaikan kedelai, pengerajin tahu dan tempe di Sampit, Kotawaringin Timur, putar akal mencari solusinya. Salah satunya dengan mengurangi kadar kedelai dalam produksi tahu dan tempe. 

Hal itu seperti yang dilakukan oleh pengrajin tahu dan tempe di Jalan Borneo Timur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, akhir-akhir ini. 

"Kami terpaksa mengurangi takaran kedelai. Itupun sedikit sekali yang dikurangi, karena takut rasanya jadi tak enak," ungkap Dedi Setiawan, pengrajin tahu di Sampit, Rabu, 16 Februari 2022. 

Wawan, sapaan akrabnya, tak berani menaikan harga atau pun memperkecil ukuran tahu atau tempe yang dia jual ke pelanggannya. Sebab ia khawatir pelanggannya kecewa dan pindah membeli ke tempat lain. 

Saat ini untuk keperluan produksi 9 hingga 10 karung kedelai berisi 50 kilogram. Untuk tempe bisa habis 5,5 karung kedelai sedangkan tahu 3 hingga 4 karung. 

"Jadi kami lihat dulu tergantung ramainya permintaan," jelasnya. 

Sementara untuk harga partai saat ini pengrajin menjual tahu seharga Rp 4. 000 per bungkus berisi 3 potong tahu. Sedangkan tempe dijual dengan harga berkisar Rp 1.000 hingga Rp 4.000 masing-masing kemasan dengan beragam ukuran. 

Untuk diketahui kenaikan harga kedelai impor saat ini cukup memukul pengrajin tahu dan tempe dan pengguna bahan baku kedelai lainnya. Saat ini harga kedelai Rp 11.400 atau Rp 570 ribu per karung isi 50 kilogram. Kenaikan harga ini sudah terjadi selama sepekan ini. (USAY NOR RAHMAD/B-5) 

Berita Terbaru