Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekonom Indef: Perlu Adanya Sosialisai Subtitusi Konsumsi Pangan

  • Oleh ANTARA
  • 06 Maret 2024 - 10:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Ekonom Senior Indef Aviliani menekankan pentingnya sosialisasi mengenai subtitusi konsumsi pangan sebagai solusi di tengah kenaikan harga bahan pokok.

“Ke depan kita perlu juga mensosialisasikan bagaimana makan sehat, mengubah pola makan mencari subtitusi pangan saya rasa itu menjadi solusi, kunci, tidak hanya dari sisi suplainya, tetapi dari sisi demand site yang perlu menjadi kata kunci,” kata Aviliani secara virtual dalam Diskusi Publik Kenaikan Harga Pangan Menjelang Ramadhan di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024.

Dia menyampaikan agar pemerintah gencar melakukan sosialisasi subtitusi konsumsi pangan atau penggantian bahan makanan namun memiliki fungsi yang sama, sebagai salah satu solusi di tengah sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan.

Menurutnya, perubahan pola makan menuju bahan makanan yang memiliki fungsi serupa menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. Contohnya, jika harga daging mahal, maka ikan atau ayam bisa menjadi alternatif yang sama-sama mengandung protein.

“Subtitusi itu mengganti, jadi begini contohnya, misalnya harga daging lagi mahal ya udah kita makannya ikan, atau kita makan ayam, jadi yang penting adalah proteinnya. Itu namanya subtitusi, beras lagi mahal, terus ubi murah, kenapa kita tidak makan ubi, kan sama-sama karbohidrat,” jelas Aviliani.

Ia juga menyoroti pentingnya subtitusi dalam hal karbohidrat, seperti mengganti nasi dengan singkong yang memiliki fungsi yang sama sebagai sumber karbohidrat.

Menurutnya, pemahaman mengenai subtitusi ini dapat membantu menekan harga barang karena menciptakan variasi dalam konsumsi masyarakat.

“Jadi yang disebut subtitusi itu adalah mengubah makan kita bukan nasi, di luar nasi, tetapi sama-sama yang namanya karbohidrat. Singkong itu murah kan, orang menganggapnya makan singkong itu nggak ini, padahal menurut saya sama-sama karbohidrat, dan karbohidratnya sehat,” tutur Aviliani.

Meski begitu, dia mengimbau masyarakat tidak berlebihan dalam berbelanja sehingga dapat mencegah terjadinya kelangkaan barang di pasaran, terutama bahan makanan pokok. Hal ini penting untuk menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat.

Menurutnya diperlukan kesadaran kolektif dan tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas bahan pokok.

Berita Terbaru