Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengakuan Tersangka Pembunuh Sumar Berbelit-belit

  • 17 November 2016 - 14:43 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pengakuan Rokip bin Naim (22), pelaku pembunuhan terhadap Sumar (55), masih sering berubah-ubah dan berbelit-belit, sehingga menyulitkan penyidik Polres Kotawaringin Barat. Karena itu, polisi agak kesulitan mengungkap kasus pembunuhan oleh cucu tiri terhadap kakek tirinya itu. Termasuk dalam mengusut kasus terbunuhnya istri almarhum Sumar, Nenek Mani (70), Senin (2/5/2016). Kedua kasus pembunuhan itu dikait-kaitkan dengan Rokip.

Kapolres Kobar, AKBP Pria Premos mengungkapkan, karena pengakuan pelaku sering berubah-ubah, pihaknya masih kesulitan mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa Nenek Mani. "Intinya kami masih menyelidikanya. Jika sudah lengkap akan kami sampaikan," katanya kepada pers, Rabu (16/11/2016).

Awalnya, Rokip mengaku membunuh Sumar karena diancam akan dibunuh korban ketika pelaku bermaksud menjual rumah peninggalan Nenek Mani yang kini ditinggali Sumar. 

Pengakuan berbeda diungkapkan Rokip saat menjalani pemeriksaan di Polres Kotawaringin Barat, Warga Jalan Samari, Gang Bakti, Kelurahan Madurejo itu mengaku membunuh korban karena sakit hati mendengar pernyataan korban.

Sebelum membunuh korban, kata Rokip, dia bermaksud meminjam alat semprot tanaman kepada korban. Namun, korban malah mengungkit soal sertifikat tanah dan rumah yang kini berada di tangan salah satu keluarga Rokip. "Ngapain kamu pinjam-pinjam, saya minta sertifikat tanah dan rumah saja tidak pernah kamu berikan," ucap Rokip menirukan pernyataan korban.

Selain itu, lanjut Rokip, korban juga mengancam akan menghabisi pelaku seperti apa yang menimpa neneknya. "Apa kamu mau kubunuh seperti aku membunuh nenekmu," ujar Rokip masih menirukan ucapan korban.

Mendengar perkataan korban, Rokip naik darah dan mengambil sebilah clurit dari dalam pondok kebun milik korban yang berada di Jalan Tjilik Riwut, Gang Wonokoyo I (Belakang SMA 3 Pangkalan Bun). Tak lama kemudian, pelaku menebas leher korban hingga nyaris putus.

"Saya cekcok dulu sebelum membunuh korban, langsung saya ambil clurit di dalam pondoknya (milik korban). Di situ juga saya membacok korban," beber Rokip.

Kapolres Kobar, AKBP Pri Premos mengungkapkan, kasus kematian Sumar itu, murni pembunuhan biasa. Tidak ada pertarungan carok dan terkait dugaan rebutan warisan masih diselidiki.

Soal keterkaitanya dengan terbunuhnya Nenek Mani, di Jalan Pemuda, Gang Hidayah, di Pangkalan Bun, Senin (2/5/2016), Kapolres Kobar mengaku masih melakukan pendalaman. "Tunggu proses penyidikan. Sebelum diperiksa, kami tidak bisa memberikan keterangan."

Karena pengakuan pelaku sering berubah-ubah, polisi masih kesulitan mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa Nenek Mani. "Intinya kami masih menyelidikanya. Jika sudah lengkap akan kami sampaikan," tandasnya.(FAHRUDDIN FITRIYA/N).

Berita Terbaru