Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dana Pungutan Sawit Dibidik Capai Rp11 Triliun

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Februari 2018 - 17:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan, dana pungutan kelapa sawit ditargetkan mencapai Rp11 triliun pada tahun ini.

Angka itu menurun dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp14,3 triliun karena semakin menurunnya porsi ekspor minyak sawit (CPO).

"Tidak semua yang diekspor itu ada pungutannya dan porsi ekspor CPO semakin kecil. Jadi jangan dianggap volume itu linear dengan dana pungutan, karena kalau CPO menciut yang banyak downstreamnya rata-rata US$20 hingga US$30 per ton yang makin kecil," kata Ketua Dewan Pengawas BPDPKS, Rusman Heriawan, kepada pers di Jakarta, Senin (19/2/2018).

Dengan demikian, BPDPKS mengalokasikan dana untuk penelitian kelapa sawit mencapai Rp40 miliar, naik dari alokasi di tahun sebelumnya sebesar Rp37,3 miliar. Diharapkan, riset tersebut dapat diimplementasikan untuk pengembangan industri sawit dari hulu ke hilir.

"Selama ini inovasi yang dimiliki industri kelapa sawit masih minim, sehingga riset sangat diperlukan untuk menciptakan inovasi dan kreativitas sesuai dengan mandat penyaluran dana BPDP Kelapa Sawit yang tertuang dalam PP No. 61/2015. Jadi bukan seberapa besar dananya tetapi seberapa besar manfaatnya," papar Rusman.

Sedangan Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Dono Boestami mengatakan, pihaknya akan membuka peluang untuk melakukan kerja sama riset dengan lembaga penelitian dunia. Hal ini dilakukan untuk menjadikan penelitian kelapa sawit Indonesia menjadi berskala internasional, sehingga diyakini mampu mendongkrak industri kelapa sawit Indonesia.

"Kami terus menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian dan universitas terpandang di dunia. Hal itu dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi kegiatan riset sektor sawit Indonesia," ujar Dono. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru