Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kesejahteraan Guru SLB Harus Diperhatikan

  • 29 Januari 2016 - 18:55 WIB

Sejumlah guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) agar memperhatikan kesejahteraan mereka. Hal itu disampaikan Ketua Forum Anak Berkebutuhan Khusus Kotim Herdie saat ditemui <Borneonews> saat acara sosialisasi peranan orangtua dalam mendidik anak di Aula Kampuas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sampit, Jumat (29/1/2016).

"Para guru yang mengajar di sekolah SLB ini mestinya mendapatkan tunjangan yang berbeda dengan guru yang mengajar di sekolah umum, karena beban mereka kan berbeda dengan guru yang mengajar di sekolah umum," kata Herdie.

Selain itu, lanjut dia, SLB juga masih kekurangan guru yang berstatus PNS. Hingga saat ini, kendala itu masih dapat ditutupi dengan keberadaan guru honorer. "Kami sangat berharap hal itu dapat menjadi perhatian pemkab, sehingga para pelajar dan guru yang ada di sekolah itu (SLB) dapat merasakan pemerataan pembangunan pendidikan di Kotim," harapnya.

Menurut Herdie, meski SLB merupakan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus, namun para pelajarnya bisa membuktikan bahwa mereka punya potensi dan kreativitas yang tinggi, tidak kalah dengan para pelajar di sekolah umum.

"Hal itu dapat dilihat dari hasil karya para pelajar yang mampu membuat kerajinan tangan berupa tas manik, bros, boneka dan kerajinan tangan lainnya yang memiliki nilai jual," cetus dia.

Herdie menegaskan apabila semua pihak fokus mengarahkan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut untuk bisa mengembangkan kreativitas sesuai dengan kemampuan, tentu anak tersebut juga bisa berprestasi seperti anak-anak lain pada umumnya. "Kita sebagai orangtua harus benar-benar melakukan bimbingan," imbuh dia.

Ditemui terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah (Dikmen), Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Ahmad Syaifudi berpesan kepada orangtua yang tergabung dalam forum tersebut agar dapat saling menjalin komunikasi.

"Dari komunikasi tersebut menurutnya bisa dilakukan tukar pikiran terkait cara penanganan anak (berkebutuhan khusus) sehingga peranan orang tua dalam membina anak bisa terlaksana dengan baik," pesan dia. (FI/B-8)

Berita Terbaru