Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sejumlah Desa di Kecamatan Dusun Hilir Terendam Banjir

  • 04 April 2016 - 16:23 WIB

BORNEONEWS, Barito Selatan - Sejumlah desa di Kecamatan Dusun Hilir, kabupaten Barito Selatan (Barsel), terendam banjir akibat meluapnya Sungai Barito.

Beberapa desa yang terendam banjir tersebut, dipantau langsung oleh Bupati Barsel Farid Yusran bersama rombonganya dari pagi hingga sore hari. Mereka berkunjung ke Desa Batampang, Batilap, Kalanis, Damparan, Mahajandau, Sungai Jaya dan Kelurahan Mangkatip, Senin (4/4/2016) siang.

Farid Yusran mengatakan, pemantauan banjir ini karena berdasarkan ramalan dari BMKG bahwa banjir di Barsel masih panjang. Serta informasi bahwa air pasang semakin besar ini diduga banjir kiriman dari kabupaten tetangga.

'Memang banyak desa kita yang terendam banjir, khususnya di wilayah Kecamatan Dusun Hilir ini. Ada ketinggian air yang masuk ke dalam rumah setinggi lutut, setinggi dada orang dewasa bahkan ada sampai bahu orang dewasa,' kata Farid Yusran kepada Borneonews disela-sela peninjauan banjir.

Melihat kondisi seperti ini, lanjut dia, maka pihaknya menetapkan status tanggap darurat terhadap kondisi banjir.

Langkah awal yang akan dilakukan yakni memberikan bantuan beras bagi warga yang terkena bencana banjir ini. Setelah itu, ia juga akan berkoordinasi dengan semua pihak, seperti kantor dinas terkait, baik dari pusat dan provinsi.

'Seratus ton beras akan kita bagikan kepada warga yang terkena banjir serta warga yang kena dampak banjir. Hal tersebut dilakukan agar mereka bisa bertahan selama mengalami banjir,' ucapnya.

Pantauan Borneonews, tingginya genangan air menyebabkan ratusan rumah penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Dusun Hilir itu tergenang air dengan ketinggian 10-20 centimeter.

'Kami terpaksa harus membuat pangggung di dalam rumah guna dijadikan sebagai tempat tidur dan mengamankan peralatan rumah,' kata Sekretaris Desa Batampang Misdi Wahyudin.

Ia mengatakan, warga sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Riap tahun banjir yang menggenangi desa mereka bisa berlangsung antara 2-3 bulan.

Oleh karena itu, pada saat musim banjir ini, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani karet, rotan dan menanam padi di sawah tersebut beralih profesi menjadi nelayan.

'Untuk beras tidak ada masalah, karena sebelum banjir kami sudah menanam dan memanen padi sehingga untuk menutupi keperluan sehari-hari pada saat banjir dari mencari ikan,' ujarnya. (URIUTU DJAPER/m).

Berita Terbaru