Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pencanangan Kobar Bebas ODF 2016 Terancam Gagal

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 17 Juli 2016 - 17:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menargetkan pada tahun 2016, warga Bumi Marunting Batu Aji 100 persen sudah bebas buang air besar sembarangan atau ODF (Open Defacation Free). Sepertinya keinginan menjadikan Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai Kabupaten ODF terancam gagal.

Memasuki minggu kedua Juli 2016 baru ada dua kecamatan yang sudah mendeklarasikan sebagai Kecamatan ODF yakni Kecamatan Pangkalan Banteng dan Kecamatan Pangkalan Lada. 

"Tahun 2015 dari 94 desa di lima Kecamatan baru 45 desa yang ODF. Masih ada tiga kecamatan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah di antaranya adalah Kecamatan Arsel, Aruta dan Kumai," kata Kepala Bidang (Kabid), Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK), Dinas Kesehatan Kabupaten Kobar, Arif Susanto, Minggu (17/7/2016).

Menurut dia, walau begitu pihaknya masih tetap optimis dan terus bergerak melakukan advokasi ke masyarakat. Selain itu dukungan dari pemerintah daerah dengan mengeluarkan surat edaran bupati baik kepada Camat, Lurah dan Kades akan mempermulus upaya membebaskan Kobar dari BABS.

Saat ini Pemerintah Daerah Kobar bersama Dinkes dan Puskesmas Arsel sedang melakukan tahapan percontohan di Kelurahan Raja Seberang, gerakan sudah terlihat dengan dukungan masyarakat yang melaksanakan pembangunan WC dengan pola arisan,

Upaya  masyarakat tersebut dinilai mampu untuk mempercepat warga di bantaran sungai memiliki WC pribadi dan tidak BABS di Sungai.

"Nanti bisa di kembangkan satu septic tank untuk dua KK, siapa tahu jadi model lebih murah," ujar Arif.

Ia mengakui, tugas paling berat adalah membebaskan warga BABS di pinggiran sungai, akan  tetapi masing masing kecamatan tetap bergerak. Ia berharap semoga banyak bantuan perusahaan dan dari desa serta masyarakat sendiri yang betul-betul berniat  ingin memiliki WC atau jamban sehat.

Selain itu kendala yang dihadapi faktor luasnya jangkauan dan terbatasnya alat cetak jamban yang akan mampu menghasilkan jamban lebih murah.

Ia berharap, munculnya keinginan masyarakat untuk tidak BABS dengan memiliki atau menggunakan jamban sehat, dukungan pihak swasta, dunia usaha dan lintas sektor dalam pengadaan alat cetak jamban, material dan penggerakan pembuatan jamban yg masif sampai ke seluruh wilayah utk membuktikan tekad Kobar ODF 2016.

Untuk diketahui, sebanyak 499 KK warga DAS Arut Raja Seberang masih buang air besar sembarangan di sungai (BABS. Perilaku tersebut karena ratusan KK ini belum memiliki jamban sehat.

Data dari Puskesmas Arsel warga yang sudah memiliki jamban di Raja Seberang untuk jamban permanen berjumlah 121 KK, jamban semi permanen 11 KK, menumpang 25 KK, buang air besar sembarangan (BABS) 353 KK.

Sementara itu, dari 1.469 KK warga Kelurahan Raja, 1.192 KK sudah mempunyai jamban sehat permanen, 1 KK, semi permanen, 130 KK menumpang, dan buang air besar sembarangan (BABS 145 KK.

Masih banyaknya jumlah KK yang masih BABS di sungai mencerminkan perilaku yang tidak sehat dari masyarakat. (KOKO SULISTYO/m))

Berita Terbaru