Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Walhi: Budaya Berladang Dayak Bukan Penyebab Kabut Asap

  • Oleh Roni Sahala
  • 13 Agustus 2016 - 14:46 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah (Walhi Kalteng) menganggap budaya berladang Dayak bukan penyebab kabut asap. Walhi menolak anggapan paradigma cara berladang suku Dayak dengan membakar sebagai penyebab kabut asap. Dari data, terlihat konsentrasi hotspot berada di wilayah industri perkebunan.

"Citra satelit menununjukan titik panas pada beberapa tahun terakhir terkonsentrasi di lokasi yang sama. Lokasi itu masuk dalam areal penggunaan lain (APL)," kata Direktur Eksekutif Walhi Kalteng, Arie Rompas, di Palangka Raya, Jumat (12/8/2016).

Arie memaparkan, sejak dari nenek moyang suku Dayak sudah menerapkan ladang berpindah dengan membakar lahan. Itu dimaksudkan untuk menyuburkan tanah. Namun katanya, tidak pernah terjadi bencana kabut asap. Bencana ini baru menjadi momok menakutkan di atas tahun 1997 setelah pembukaan lahan gambut sejuta hektare.

Sebab jelas Arie, kearifan lokal mewajibkan sebelum membakar, jalar api sudah dibatasi. Kemudian saat dibakar, tepi ladang dijaga oleh masyarakat untuk mengantisipasi api membakar hutan. Bahkan Arie mengaku, pernah dihukum adat pada saat masih remaja karena membakar sarang semut dan apinya sempat menjalar. Pasalnya, api dinyalakan tidak sesuai dengan rencana.

"Saat itu kita membayar denda berupa ayam dan upacara adat di lokasi yang saya bakar," kata Arie, di Luwansa Hotel Palangka Raya. (RONI SAHALA/N).

Berita Terbaru