Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk dan CBI Group Fokus Bangun Kalteng

  • Oleh Nazir Amin
  • 10 Mei 2017 - 18:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemilik dan manajemen PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan Citra Borneo Indah (CBI) Group akan fokus mengembangkan usaha di Kalimantan Tengah. Karena itu, fasilitas kredit Rp6 triliun yang dikucurkan BNI sejak Januari 2017 akan dimanfaatkan untuk pengembangan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Bumi Tambun Bungai ini.

"Kami mau fokus, dan konsisten mengembangkan usaha industri sawit ini di sini saja, di Kalimantan Tengah. Potensi wilayah ini masih luas, masih bisa dioptimalkan," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Vallauthan Subraminam kepada Borneonews, dalam pesannya Rabu (10/5/2017).

Vallauthan Subraminam mengungkapkan, rencana bisnis perseroan itu, sejalan dengan visi dan misi pemilik PT SSMS Tbk, dan CBI Group, Haji Abdul Rasyid AS, yang konsisten membangun daerah. Semua gurita bisnis 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes edisi Desember 2014 itu berpusat di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, dan sekitarnya.

Tidak banyak pengusaha seperti Pak Rasyid, yang konsisten berusaha, dan membangun daerah, di tengah bisnis global yang memungkinkan kita merambah ke berbagai wilayah, bahkan negara. Dengan tetap fokus ke daerah, berarti pajak, kesempatan, dan lapangan kerja, semuanya terpulang untuk masyarakat, dan daerah, Kalimantan Tengah.

Kalteng potensial

Menurut Vallauthan Subraminam, wilayah Kalteng masih potensial dikembangkan. Selain itu, kata mantan Direktur Operasional PT SSMS Tbk (2013-2016) tersebut, manajemen merasa sudah cocok dengan budaya dan iklim usahanya yang bersahabat. Regional Head PT SSMS pada 2007-2012 itu, merasa senafas, bisa saling mengisi, selain memahami karakter, dan perilaku masyarakatnya.

"Kami juga sudah klop, dan bisa bekerja sama dengan birokrasi, yang memang memberi peluang berkembang, dan sama-sama berkomitmen membangun, dan mensejahterakan masyarakat," kata pemegang gelar Higher National Diploma jurusan Management dari Institut Supervisiory Management di Inggris itu.

Dalam pandangan Haji Abdul Rasyid, wilayah Kalteng, terutama Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagai tempat usaha, dari segi keamanan dan kenyamanan bisnis sudah sangat bagus. Ditambah melimpahnya sumber daya alam, dan sumber daya manusia, kondisi itu sangat cocok untuk program investasi.

Dengan semangat itu, Vallauthan Subraminam, memastikan fasilitas kredit dari BNI itu, sepenuhnya dimanfaatkan untuk pengembangan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di wilayah ini. "Kami merasa bergerak di Kalteng, sudah cukup. Kami bukan yang terbesar, tetapi juga tidak kecil, dan diperhitungkan."

Dalam bahasa Vallauthan, lebih baik mengembangkan apa yang sudah dimiliki, dan mengoptimalkannya, meski tetap ada rencana untuk penambahan areal tanam. Tetapi, dipastikan, semuanya dengan pertimbangan, agar bisa tertangani dengan baik. Pasalnya, dengan luas areal perkebunan yang ada saat ini saja, kata pria yang berpengalaman di industri perkebunan kelapa sawit hampir 40 tahun itu, membutuhkan waktu untuk mengunjunginya.

"Saya termasuk senang ke lapangan, berkunjung ke kebun. Jadi, bisa kehabisan waktu, belum tentu semuanya bisa saya datangi," kata bekas Plantation Manager di PT Asian Agri Group itu.

Direktur Komersial  PT SSMS Tbk Ramzi Sastra yang ditemui di Sulung Ranch, Selasa (9/5/2017) malam, sebelum acara ramah tamah Haji Abdul Rasyid dengan tamunya rombongan Bank BNI, menyebutkan, penggunaan fasiltas kredit dari BNI itu, sudah sesuai progres. Dana tersebut antara lain digunakan juga untuk membangun dua pabrik, menggenapkan menjadi delapan pabrik.

Ramzi menyebutkan, dalam belanja modal yang dipersiapkan perseroan, akan dimanfaatkan untuk membiayai kebutuhan dana pengembangan infrastruktur pabrik kelapa sawit (PKS). SSMS kata dia, sudah memantapkan rencana pengembangan lahan kebun seluas 13.000 hingga 15.000 hektare dalam tiga tahun ke depan.

Rencananya, perseroan ingin terus menambah luas lahan perkebunan sawit dari seluruh areal lahan yang saat ini hampir 100.000 hektare. Karena itu, manajemen akan terus mencari peluang meningkatkan dan mengembangkan area cadangan lahan dan area tertanam.

Kerja sama BNI

Komitmen kuat pemilik konglomerasi CBI Group dan PT SSMS Tbk., Haji Abdul Rasyid untuk membangun daerah itu juga yang menarik pihak BNI makin memantapkan kerja sama. Direktur Bank BNI Putrama Wahyu Setyawan menilai, pengusaha nasional asal Kalimantan Tengah itu, berkomitmen kuat membangun daerah.

Dalam penilaiannya, Haji Abdul Rasyid, sukses membuka usaha, dan memperbanyak lapangan kerja, yang tidak saja diisi mayoritas putra-putri asal Bumi Tambun Bungai, tetapi juga dari luar Kalteng.

"Itulah pertimbangan kuat BNI mengucurkan kredit sampai Rp6 triliun, Januari 2017. Tentu selain karena tim manajemen, dan prospek bisnisnya yang sangat menjanjikan," kata Putrama Wahyu Setyawan kepada Borneonews, di Sulung Ranch CBI Group, di Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (9/5/2017) sore.

Jajaran BNI nampak terkesan dengan sejumlah bisnis Haji Abdul Rasyid. Setidaknya, itu yang mereka tunjukkan saat Selasa (9/5/2017) dan Rabu (10/5/2017) mengunjungi lokasi dan pengembangan bisnis PT SSMS dan CBI Group.

Sepanjang Selasa, ghatering di Pangkalan Bun, dilanjutkan siang sampai malam di Sulung Ranch CBI Group, Desa Sulung, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Rabu pagi-siang ke Tempenek, Kecamatan Kumai, meninjau megaproyek pengembangan produk turunan dari Crude Pam Oil (CPO).

"Indonesia dalam mengembangkan produk turunan dari CPO seharusnya menjadi negara unggul. Karena kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah," kata H Abdul Rasyid AS, Rabu (10/5/2017), dalam kunjungan ke kawasan industri CBI Group di Tempenek. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru