Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Peserta Pilgub Kalteng Perdebatkan Anjloknya Harga Rotan dan Karet

  • Oleh Testi Priscilla
  • 20 November 2020 - 08:45 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Peserta Pemilihan Gubernur atau Pilgub Kalimantan Tengah mendebatkan soal anjloknya harga rotan dan karet di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini. Awalnya pasangan nomor urut 1, Ben Brahim dan Ujang Iskandar mendapat pertanyaan mengenai anjloknya harga karet dan rotan di Kalteng yang selama ini menjadi keluhan para petani.

"Ben-Ujang akan pikirkan itu karena nanti ke depan jalanan aspal akan dicampur dengan karet. Ini sudah diputuskan, Kementerian Pekerjaan Umum akan membeli karet dari petani dengan harga Rp10.000 per Kg. Semua konstruksi akan dicampur dengan karet sehingga nanti harganya juga akan meroket," kata Ben Brahim dalam Debat Publik II Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah yang diselenggarakan oleh KPU Kalteng pada Kamis, 19 November 2020 yang dimulai pukul 19.30 WIB.

Sementara untuk harga rotan menurut Ben, selama ini anjlok lantaran pemerintah tidak memperbolehkan ada ekspor rotan. Sehingga menurutnya dirinya akan mengekspor rotan sehingga harganya menjadi tinggi.

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Pasangan Calon Nomor Urut 2, H Edy Pratowo yang memang datang sendiri lantaran Sugianto Sabran sebagai Calon Gubernur terkonfirmasi Covid-19 sehingga tidak dapat hadir.

"Saya rasa bukan hanya itu yang harus diperhatikan, kalau kami lebih fokus pada pengembangan industri hulu dan hilir. Karena karet masyarakat itu ketika harganya standar, harus ada industri hulunya," kata Edy.

Menurut Bupati Pulang Pisau periode 2018-2023 ini dari hulu inilah akan ditampung karet rakyat yang sekarang harganya sudah mencapai Rp7.000 per Kg.

"Kita juga akan bentuk lembaga untuk mengontrol harga karet yang ada di Kalteng sehingga masyarakat bisa intervensi untuk membantu para pengusaha untuk menarik harga karet supaya tidak dipermainkan, untuk masuk ke industri hulunya. Sehingga masyarakat kita bisa memasarkan harga karet itu dengan harga yang kita inginkan bersama," tuturnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru