Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Belajar dari Kasus PON XIX, Menpora Ingin Indonesia Miliki Lab Doping

  • Oleh Nazir Amin
  • 18 Februari 2017 - 08:16 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Sebanyak 14 atlet PON XIX dan Peparnas XV Jawa Barat positif mengkonsumsi doping. Mereka terdiri dari dua dari Peparnas dan 12 atlet PON Jawa Barat 2016. Belajar dari Kasus Doping di PON XIX dan Peparnas XV, Menpora ingin Indonesia memiliki Laboratorium Doping.

"Jika dari lab positif doping, ada dua efek yakni status juaranya, bonus dan lain sebagainya langsung dicabut, terkecuali di pemeriksaan kedua negatif. Hukuman selanjutnya, maksimal dua tahun tidak boleh mengikuti kejuaraan resmi, bukan seumur hidup, seumur hidup jika dokter timnya ikut terlibat," kata Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi Saragih kepada pers, di kantor Kementerian Pemuda dan Olaharga,Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Dalam rilis Kemenpora disebutkan, Jumat pagi Menpora Imam Nahrawi menerima audiensi Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi Saragih, yang hadir bersama Sekretaris Umum Arie Sutopo, Dewan Pembina James Tangkudung, Misbahul Munir, Syaifuddin Munis dan Wakil Sekretaris Suyadi Pawiro. Dalam pertemuan di ruang kerja Menpora lantai 10 Kantor Menpora Senayan, Jakarta itu,  Menteri Imam Nahrawi didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S. Dewa Broto, Plt. Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah dan Staf Khusus Olahraga Taufik Hidayat.

Menurut Zaini, dari 14 atlet positif doping itu, tujuh di antaranya siap mengakui, dan sisanya meminta periksa sample kedua (sample B). Kedua sample itu (sample A dan B) langsung dikirim ke India untuk dicek, biaya ditanggung atlet sekitar Rp3 juta.

LADI mengakui masih kurangnya sosialisasi tentang doping sedangkan banyak atlet yang keluar masuk baru, berganti, di daerah dan lain faktor sebagainya. 

"Di LADI itu sebenarnya memang harus terus sosialisasi dan edukasi disamping daftar obat setiap tahun berubah, jadi setiap akhir tahun Badan Antidoping Dunia (WADA) mengeluarkan list baru dan kita harusnya terus sosialisasi," ujarnya.

Menanggapi hal ini Menpora mengatakan, kepada mereka yang mengakui kesalahan sebaiknya pemberitaannya diminimalisir karena banyak faktor, seperti keluarga pasti secara psikologis tertekan, PB dan timnya juga. "Bagaimana nanti pengemasannya ke publik jangan sampai terkesan masih gencar, toh mereka sudah mengakui kesalahannya."

Ke depan, Menpora minta setiap atlet dan pelatih harus diwarning dari awal untuk tidak mengkonsumsi obat apapun, jamu apapun terkecuali atas rekomendasi dokter di semua multievent dan single event. Menpora berharap momentum PON Jawa Barat dapat dijadikan pembelajaran terkait doping. "Pendidikan anti doping harus dimulai dari usia dini." 

Menpora berharap di tahun yang akan datang Indonesia dapat memulai agar memiliki lab doping sendiri, terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Ia perintahkan hal itu dimaksimalkan dengan dikoordinasikan dari sekarang melalui Corcom, lewat OCA dan lain sebagainya.

"Kita harus memanfaatkan peluang, harus punya lab, saya akan support, dorong baik sarana dan prasarananya khsususnya saat Asian Games 2018, Presiden pun berulang-ulang mengatakan hal semacam itu dan itu butuh kerja keras kita, silahkan dilanjutkan penyelesaian ke 14 atlet itu," ujar Menpora. (KEMENPORA/ben/*/N).

Berita Terbaru