Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Sosok Pelestari Anyaman Rotan Khas Dayak dari Barito Timur

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 01 Desember 2019 - 16:50 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Seorang wanita berusia 50 tahun bernama Lilis , merupakan pengrajin sekaligus pelestari anyaman rotan khas Dayak dari Barito Timur. Dia pun kerap menunjukkan karyanya di berbagai event, seperti Bazar Mini Komunitas UMK Barito Timur.

Berbagai kerajinannya seperti tas anyaman rotan khas Dayak dengan dengan berbagai ukuran dan motif.

"Semua harus menggunakan bahan baku rotan yang berkualitas untuk menghasilkan anyaman yang bagus," kata Lilis, mengawali perbincangan, Minggu, 1 Desember 2019.

Tak hanya itu, di ruang tamu rumah Lilis di RT 04, Desa Haringen, Kecamatan Dusun Timur, juga terlihat bahan baku rotan yang sudah dibelah tipis-tipis dan tas berbagai ukuran berserakan.

"Saya mengenal kerajinan anyaman rotan ini sejak kecil, karena memang turun dari orangtua. Tapi saya mulai tekuni sebagai usaha sejak tahun 2008," tutur Lilis.

Dia mengatakan, saat ini anyaman rotan yang ditekuninya sudah menjadi usaha utama untuk menopang ekonomi keluarga. Lilis dibantu 5 orang pekerja lepas. Sementara suaminya bertugas mencari atau membeli rotan dari petani, kemudian membelah, meraut, serta menjemur rotan hingga siap dijadikan bahan anyaman.

Setiap pekerja mengerjakan bagian tertentu dari anyaman tersebut, ada yang bertugas membuat cincin, ada yang menganyam tali dan ada juga yang menganyam badan tas. Lilis sendiri mampu membuat tas 10 buah dalam sebulan.

Untuk membuat motif anyaman, Lilis menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan di sekitar. Seperti warna hitam menggunakan daun rambutan dan pararau, sedangkan untuk warna merah menggunakan daun jati muda yang terlebih dahulu dihancurkan.

"Untuk warna merah prosesnya panjang sekali, bisa sebulan. Setelah direbus di panci khusus, didiamkan hingga kering dengan sendirinya," Lilis.

Namun sebagai pengrajin kecil, Lilis juga mengalami kendala dalam pemasaran,  selama ini penjualan hanya melalui pesanan orang. Belum ada toko atau galeri yang yang khusus menampung kerajinan hasil karya Lilis.

Berita Terbaru