Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

'Bomber' Sarinah, 2 Tahun Kerja di Sampit

  • 15 Januari 2016 - 22:59 WIB

Ironis. Orang-orang yang dikenal berperilaku baik kembali menjadi tumbal aksi terorisme. Seperti yang dialami Dian Juni Kurniadi, dengan inisial DJK (26 tahun).

Dia disebut-sebut Mabes Polri sebagai salah seorang terduga pelaku bom bunuh diri dalam insiden aksi teror di kawasan gedung pusat perbelanjaan Plasa Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). Tak disangka, sosok DJK ternyata eks kepala mekanik di PT Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF), perusahaan peternakan ayam terbesar di kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.

'Kalau memang itu orangnya, dia memang pernah bekerja di sini. Keahliannya sih se'bagai mekanik dan menguasai mesin. Instalasi listrik di sini dia semua yang menangani,' kata Manajer Unit PT CPJF Sampit, Kristiyono, saat dikonfirmasi ke kantornya di Jalan Jenderal Sudirman KM 18, Sampit-Pangkalan Bun, Jumat (15/1/2016).

Setelah sekitar dua tahun bekerja, lanjut Kris, pada September 2015 DJK mengundurkan diri. ''Alasannya, hendak mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Lalu, kami putus komunikasi' ungkapnya.

DJK, kata Kristiyono, bekerja di perusahaan peternakan ayam terbesar di Sampit itu selama dua tahun. Dia dikenal se'bagai pemuda yang rajin bekerja, taat, dan dalam pergaulannya pun tidak aneh-aneh.

'Selama dia di sini biasa-biasa saja, tidak ada gelagat yang aneh-aneh,' jelas Kris.

Kesaksian positif

Selama bekerja di PT CPJF, DJK tinggal sendiri di mess perusahaan. Dan, setahu Kris, tidak pernah ada tamu istimewa atau temannya datang.

''Justru, mantan rekan kerjanya di perusahaan itu kaget mendengar kalau salah satu terduga pelaku bom Sarinah adalah DJK,' kata Kristiyono.

Dari penelusuran Borneonews, DJK diketahui kelahiran Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, 23 Juni 1990. Sebelum masuk PT CPJF, pria yang masih bujangan itu bekerja di perusahaan kelapa sawit di wilayah Kotim.

Sunariyah, tetangga DJK waktu di Sampit, juga punya kesaksian positif. Ia menceritakan, keseha-rian DJK yang akrab dipanggil Inyong, biasa-biasa saja. Orangnya pun kalem dan sopan.

'Kalau dengan kami sebagai tetangganya dia orangnya baik. Kalau ke masjid biasanya tetap menyapa, ramah orangnya,' ujar Sunariyah. (B-1)

DJK Pernah Dicari Mabes Polri

Rahimah (45 tahun), istri Ketua RT 09/RW 03 Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur,  membenarkan bahwa Dian Juni Kurniadi (DJK) sempat jadi warganya saat  bekerja di PT CPJF Sampit. Bahkan, dia mengaku DJK kerap ke rumahnya dan memperbaiki mobilnya.

'Orangnya pintar. Kalau jalan-jalan ke rumah sini atau ke masjid dia pakai sepeda tapi ada mesinnya sejenis mesin cas (charge),' ujar Rahimah.

Diapun menceritakan, beberapa waktu lalu pernah ada dua anggota polisi yang mencari DJK. Mereka mengaku utusan dari Mabes Polri, Jakarta.

Sekitar empat hari DJK dicari polisi. Bahkan, Rahimah diajak untuk ikut mencarinya hingga keliling perusahaan perkebunan kelapa sawit. Tapi, hasilnya nihil.

'Mengakunya sih polisi mencari DJK. Pada saat itu saya tidak percaya bahwa itu polisi. Tapi, mereka menunjukkan surat dan kartu tanda anggota (Polri), makanya saya percaya dan mau ikut mereka,' kata Rahimah.

Kapolres Kotim, AKBP Hendra Wirawan, belum siap memberikan konfirmasi. Ia hanya bilang tidak tahu sembari menaiki mobilnya mengajak beberapa awak media untuk melaksanakan Salat Jumat. (FI/B-1).

Dagelan 'Wakil Ketua ISIS'

Cabang Buntok

DI TENGAH suasana tegang pasca teror bom dan baku tembak di Jakarta, muncul pernyataan seorang pemuda asal Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Evan Wahyudi Kadam. Melalui akun facebook-nya, dia menklaim sebagai Wakil Ketua ISIS Cabang Buntok.

'Jangan habut (panik), aku ini terorisnya. Wakil Ketua ISIS Cabang Buntok,' tulis Evan, yang diunggah pada Kamis (14/1/2016) sore atau beberapa saat pasca insiden teror di kawasan Gedung Sarinah, Jakarta.

Foto Evan terlihat menggunakan rompi hitam kaus lengan panjang berwarna putih dan bekacamata hitam. Dia juga bergaya sambil memegang senjata laras pendek.

Tak lama kemudian foto tersebut dihapus. Ini karena mendapat komentar dari para netizen untuk tidak bermain-main di arena medsos. '... Meresahkan sekali...,' tulis Jean.

Kabid Humas Polda Kalteng, AKBP Pambudi Rahayu, mengaku belum sempat melihatnya. 'Belum tentu kebenarannya. Bisa setting-an, jangan mudah percaya, atau lapor petugas jika melihat langsung,' ujarnya.

(BY/B-1)

Berita Terbaru