Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nelayan Trawl Kembali Beraksi, Pemkab Diminta Tegas

  • 05 Februari 2016 - 17:58 WIB

PEMKAB diminta segera mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan nelayan yang masih menggunakan alat tangkap trawl. Pasalnya, aktivitas nelayan pengguna jaring trawl di perairan muara Sungai Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan sekitarnya kembali menggeliat.

Anggota DPRD Kobar asal Kumai, Akhlani Maskur mengungkapkan, pembiaran penggunaan alat tangkap trawl akan menghadirkan gesekan dan konflik sosial. Terutama antar nelayan di lautan. Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir, tak sedikit nelayan tradisional kecil Kumai yang mengeluhkan aktivitas nelayan pengguna jaring trawl ini.

Nelayan yang menggunakan trawl beroperasi di perairan Tanjung Pandan, kawasan Tanjung Keluang hingga Teluk Pulai, kawsan Tanjung Puting. "Katanya akan ditertibkan. Tapi nyatanya tidak ada tindakan tegas apa-apa dan nelayan-nelayan pesisir sana masih saja menggunakan trawl. Kasihan nelayan-nelayan tradisional kecil, enggak dapat apa-apa tiap kali pergi cari ikan," kata Akhlani Maskur, Jumat (5/2/2016).

Dari informasi yang ia dapat, kapal nelayan pengguna jaring trawl di perairan tersebut berjumlah 8 kapal. Jumlah tersebut menurutnya sudah cukup banyak. Menurutnya, jika tidak ada tindakan tegas dari pemkab maupun penegak hukum, jumlah kapal nelayan yang menggunakan trawl akan bertambah. "Karena dilihat tidak apa-apa gunakan trawl, nelayan lain bisa-bisa malah ikut-ikutan pakai trawl. Kalau itu terjadi, takutnya nelayan kecil ini terpancing untuk mengambil tindakan sendiri di laut sana."

Terpisah, Ketua Nelayan Tradisional Kumai, M Yusuf menambahkan, sejauh pengamatannya, jaring trawl ini umumnya digunakan oleh para nelayan Desa Kubu. Penggunaan trawl ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir. Tiap kapal nelayan Desa Kubu menggunakan dua jenis jaring trawl, yakni trawl udang dan trawl ikan. "Biasanya kita bersamaan waktunya. Pukul 05.00 WIB sudah di laut. Mereka itu mencuri-curi kesempatan. Sore hari, saat para nelayan kecil tradisional seperti saya pulang, mereka menggunakan jaring trawl. Seperti Kamis (4/2) kemarin, mereka ketahuan. Ada 8 kapal," terang M. Yusuf, Jumat (5/2/2016). (RD/B-2)

Berita Terbaru