Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BEM Unpar Kebanjiran Pengaduan Pungli terhadap Mahasiswa

  • 29 Februari 2016 - 22:56 WIB

AROMA pungutan liar (pungli) yang menerpa mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Palangka Raya (Unpar), Kalimantan Tengah, terus menjadi sorotan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unpar pun kebanjiran pengaduan dari mahasiswa yang merasa pemberlakukan Uang Kuliah Tunggal (UKT) masih me-nimbulkan biaya ekstra yang memberatkan.  

'Laporan dari teman-teman mahasiswa terus masuk dan belum sempat kita hitung lagi. Mungkin sudah di atas seribu pengaduan,' ungkap Presiden BEM Unpar, Cenri, Senin (29/2/2016).

Sebelumnya diberitakan, mski sejak 2013 Unpar ikut memberlakukan sistem UKT, namun diduga masih ada sejumlah oknum dosen menarik pungli dengan dalih kegiatan akademik, seperti melalui program tur wisata wajib ke Bali dan negeri tetangga Singapura.

Biaya pelesiran itu masing-masing Rp5,9 juta ke Bali dan Rp6,9 juta ke Singapura. Ini diberlakukan kepada mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Kepribadian, Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia juga memberlakukan tur serupa.

Program jalan-jalan tersebut memiliki bobot dua satuan kredit semester (SKS). 'Jika tak ditempuh (ikut tur), maka kami tidak bisa mengambil mata kuliah lain dan tak akan bisa lulus,' kata mahasiswa Unpar yang minta tak disebut namanya.

Transkrip tertahan

Nasir, karyawan Kantor Cabang Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), juga mengeluhkan kinerja Unpar. Anaknya, yang sudah diwisuda pada 2015, pernah ''dipungli'' dosen Unpar sebesar Rp6 juta untuk biaya tur ke Bali dan transkrip nilai Rp500 ribu.

''Tapi sampai sekarang nilai transkripnya belum keluar, padahal diperlukan untuk melengkapi persyaratan melamar ke Disdikpora. Kata anak saya, banyak teman-temannya juga belum menerima transkrip nilai,' kata Nasir. (CA/MW/B-1) 

Berita Terbaru