BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berdasarkan data dari Satlantas Polres Kotawaringin Barat (Kobar) terdapat 24 kejadian kecelakaan lalu lintas sejak Januari hingga Februari 2016. Lima kejadian melibatkan pelajar.

Dari jumlah tersebut, dua pelajar mengalami luka berat dan taog mengalami luka ringan. "Pada bulan Januari terdapat tiga kejadian dan Februari dua kejadian yang melibatkan pelajar," ujar Kasatlantas Polres Kobar, I Kadek Vemil. Selasa (12/4/2016).

Selain kurangnya pengetahuan dan kesadaran lalu lintas, penyebab kecelakaan pelajar dipengaruhi oleh faktor psikologis dari pelajar saat mengendarai kendaraan. 

"Karena masih di bawah umur, rata-rata mereka tidak memiliki surat izin mengemudi," ungkap Kasat.

Khusus bagi pelajar, pemerintah telah mengeluarkan intruksi Presiden Nomor 104/2013, tentang program Decade Aksi Keselamatan Jalan.

Sebagai upaya menekan korban kecelakaan lalu lintas, Satlantas Polres Kobar terus menggelar sosialisasi ke sekolah dan kampanye keselamatan berlalu lintas.

"Program Save Our Students (SOS) yang selama ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mendukung intruksi itu," katanya.

Meningkatnya angka kecelakaan dikalangan pelajar, disebut sebagai akibat minimnya sarana transportasi untuk para pelajar ke sekolah, sehingga banyak pelajar mengendarai sendiri kendaraan ke sekolah.

"Sudah saatnya diadakan pengadaan bus sekolah serta pembangunan sarana angkutan umum seperti halte di Pangkalan Bun dan sekitarnya," pinta Ketua DPRD Kobar, Triyanto.

Sementara Bupati Kobar Bambang Purwanto mengaku sudah memasukkan pengadaan bus sekolah dan halte ke program kerjanya. Namun, pihaknya masih akan melakukan sejumlah pengkajian di lapangan.

"Itu program saya. Masih kita kaji arus anak sekolah dari mana dan ke mana, kita akan prioritaskan dulu arus terbesar," tandas Bupati. (CR-1/m)