Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bermula dari Pesanan Desain Pola Baju

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 04 Agustus 2016 - 20:31 WIB

KREATIVITAS itu tak mengenal batas. Tak mengenal batas usia, tak mengenal batas waktu, tak menganal batas ruang.  Sibuk dan asyik menggarap produk-produk kreatif,  tak  mudah dilakukan oleh anak muda yang masih sangat belia. Ia membuat gambar sepatu, gambar tas, gambar baju, dan asesoris  wanita lainnya.

Anak muda belia itu adalah Jessica Febiani, atau yang biasa dipanggil Jezzy. Ia masih duduk di  bangku SMP.  Tepatnya di SMP Negeri 17 Denpasar, Bali. Ia merasa sangat terdukung oleh suasana kota Denpasar, yang memang menjadi pusatnya anak-anak kreatif di daerah itu.  Hasil karyanya tampaknya memikat para produsen atau pedagang. Sehingga mereka  sering memesan ke Jezzy.  Banyak butik yang memesan pola (desain) kepadanya.  

Bakat Jezzy semakin moncer saat ia bersekolah di Bandung, Jawa Barat. Di Kota kembang ini, bakatnya yang cemerlang itu  sekaligus diasah dengan naluri bisnisnya yang kian kuat.

Berikut dialog borneonews  dengan Jessica Febiani di kawasan Thamrin City, Jakarta Pusat. Dengan santai, wanita yang lahir 20 Februari 1989 ini bertutur tentang proses dan pengalaman kreatifnya.

Di usia SMA anda sudah merintis  bisnis fashion. Bagaimana caranya

Sebenarnya  sejak kelas dua SMP Negeri 17 Denpasar, Bali saya  sudah banyak berkarya. Sejak duduk di bangku SMP Negeri 17 Denpasar ini memulai berkarya dengan menjalankan bisnis secara otodidak, hobby menggambar pola dan gemar membaca buku tentang pemasaran,  mode, dan produksi. Memajang hasilnya di majalah sekolah dan sesekali dikirim ke koran daerah. Banyak menerima pesanan untuk mendesain pola baju. Dan sering diminta sekaligus menjahit gambar dan baju menjadi pakaian.

Saat Sekolah SMA di Bandung, bakat saya diasah ,insting bisnis dan keseriusan mendalami fashion semakin besar, waktu itu sering berdiskusi dengan beberapa desainer.

Menulis, melukis dan mendesain busana secara otodidak ini merupakan pemberian Yang Maha Kuasa.

Sewaktu masih SMA di Bandung Jabar, saya  berbisnis mula-mula membuka toko  busana dengan menjual produk secara online,  store-nya di internet. Kesibukan saya  di Bandung dulu mendesain tas,  sepatu, mendesain baju berdasarkan order.

Sebenarnya seberapa penting  pendidikan bagi anda, mengingat meski masih di SMA  anda sudah berani membuka usaha

Pendidikan memang sangat berpengaruh pada  pertumbuhan visi bisnis saya.  Setelah menamatkan SMA, saya  melanjutkan ke Perguruan Tinggi, di Bina Nusantara University.

 Saya mengawali pendidikan dengan dual degree , di bidang Teknologi (IT ) dan Ekonomi.   Kedua bidang ini sangat mendukung dan menyempurnakan bisnis dan bakat saya  di bidang fashion. Pengetahuan  ekonomi dapat mendukung wawasan saya di bidang  strategi bisnis, sedangkan  IT dapat mendukung komunikasi dan promosi  dalam memasarkan produk.

Produk anda mengapa berciri etnik, dan bagaimana mendapatkannya

Seluruh bahan corak dan inspirasi, kami dapatkan semuanya dari seluruh penjuru Tanah Air.   Bahan-bahan lain sebagai tambahan  diambil dari Sabang sampai Merauke , seperti Papua, Ambon, Bali, Makasar dan daerah lain di Indonesia. Dan bahan seratus persen Indonesia! Pusat produksi saya ada di Solo, Yogya dan Bali.  

Anda sangat bekerja keras,  apakah  anda merasa cita-cita sudah tercapai

Hasilnya sudah saya rasakan.  Sebagian cita-cita itu sudah tercapai.  Harapan ke depan, fashion Indonesia dan fashion dunia terus menjadi lebih baik. Karena itu sekuat tenaga  kita berusaha mengembangkan di dalam maupun luar negeri.

Sudah berapa kali anda melakukan fashion show , di mana saja

Sudah sangat sering. Di dalam negeri lebih dari 100 kali. Khusus  menggelar show tunggal produk Moretosee  saya lakukan di  Belezza, Permata Hijau , Jakarta Selatan.  Tetapi umumnya kami berkolaborasi  dengan  teman-teman di  bisnis aksesoris seperti  jewellery . (*)

Berita Terbaru