Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penderita ISPA di Palangka Raya Meningkat Dampak Kabut Asap

  • Oleh Marini
  • 25 Agustus 2023 - 20:10 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kondisi udara Kota Palangka Raya mulai diselimuti asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Berbagai ancaman penyakit membuat masyarakat harus sedia menggunakan masker. Tentunya dalam hal ini, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Palangka Raya mulai terjadi peningkatan. 

Misalnya, di Puskesmas Jekan Raya Kota Palangka Raya pada Mei 2023 terdapat 105 kasus ISPA. Lalu Juni 2023 meningkat menjadi 139 kasus dan Juli 2023 naik lagi menjadi 154 kasus.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Jekan Raya, Haryadi mengatakan meningkatnya kasus ISPA di Kota Cantik ini karena kondisi cuaca sedang tidak sehat akibat Karhutla.

“Karhutla menyebabkan polusi udara atau kabut asap yang tentunya membawa debu, bakteri, atau virus radikal bebas, kuman yang bertebaran apabila dihirup pada saluran pernapasan, menyebabkan rawan terkena ISPA. Salah satu cara untuk mencegahnya, saat beraktivitas ke luar rumah harus menggunakan masker," ucapnya, Jumat 25 Agustus 2023.

Sementara itu, ditempat yang berbeda salah seorang warga Kota Palangka Raya Hartono mengatakan, bau asap sudah mulai tercium bahkan saat dirinya beraktivitas pada pagi hari kumpulan asap-asap nampak terlihat. Untuk sebab itu, dirinya berinisiatif agar selalu memakai masker pada saat beraktivitas ke luar rumah.

"Saat pagi hari itu kelihatan jelas asapnya. Namun, saat siang hari sudah mulai tidak terlalu terlihat akan tetapi aroma asapnya tetap tercium. Agar kesehatan tetap terjaga khususnya saluran pernapasan, saya menggunakan masker saat keluar rumah,"katanya.

Kemudian, warga lainnya Bayu menambahkan bahwa dirinya mengharapkan adanya upaya pencegahan dan penanganan sejak dini dilakukan oleh pemerintah setempat. Agar kasus seperti ISPA ini tidak mengalami peningkatan. Dirinya menegaskan jangan sampai kondisi parah, baru kemudian bergerak.

"Ada hal-hal yang bisa dilakukan, misalnya seperti pembagian masker ke masyarakat luas terutama anak-anak sekolah. Selain itu, setiap fasilitas kesehatan contohnya Puskesmas juga telah mempersiapkan posko atau rumah singgah sebagai penanganan ISPA, atau gangguan kesehatan lainnya akibat dampak dari asap," terangnya. (MARINI/H)

Berita Terbaru