Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemda Diminta Siapkan Penampungan untuk Bekas Pengikut Gafatar

  • 19 Januari 2016 - 23:32 WIB

JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri  (Kemendagri) meminta Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) daerah di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), berkoordinasi dengan Polres setempat untuk menyiapkan tempat perlindungan sementara bagi eks pengikut ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ini sebagai tindak lanjut dari adanya aksi amukan massa terhadap keberadaan mereka di Mempawah yang dikaitkan dengan banyaknya orang hilang dari berbagai daerah.

"Mereka ini sudah sadar mau kembali, ini harus dibina, dikasih pengertian, bukan langsung juga dimusuhi," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Soedarmo, di Jakarta, Selasa (19/1/2015).

Seperti ramai diberitakan, massa dari gabungan masyarakat di Mempawah melampiaskan kemarahannya dengan merusak mobil milik warga eks Gafatar, Senin (18/1/2015) malam. Saat itu, tengah ada rapat tertutup antara warga eks Gafatar dengan pemerintah daerah setempat.

Dikatakan Soedarmo, eks Gafatar juga harus mendapatkan perlindungan pemerinah. Untuk itu, ia meminta pemda setempat harus membantu warga agar tidak melakukan tindakan anarkis.

"Massa harusnya dikasih pengertian juga supaya tidak anarkis, tidak bersikap sendiri-sendiri, tidak menghakimi sendiri. Kalau dia bersalah diproses hukum. Tapi ini juga belum ada pernyataan atau keputusan bahwa orang-orang ini bersalah. Cuma keburu mereka bertindak di luar batas," paparnya.

Walaupun dalam kasus tersebut tidak ada korban, lanjut Soedarmo, hal itu perlu menjadi perhatian pemerintah pusat untuk memberitahukan kepada daerah-daerah bahwa penanganan terhadap eks Gafatar harus dilakukan secara manusiawi. "Jangan ditangani secara represif," katanya.

Tahun lalu, sejumlah perwakilan eks Gafatar Kalimantan Tengah juga menyatakan pembubaran diri di hadapan kapolres Palangka raya, AKBP Jukiman Situmorang. Mereka mengaku tidak lagi terkait organisasi terlarang yang dikaitkan dengan pendirinya, yaitu Ahmad Musadeq, yang dikenal sebagai nabi palsu.

Mereka kemudian menyatakan banting setir dengan aktif dalam kegiatan pertanian. Namun, sejumlah kalangan menilai itu hanya sebagai kedok, sebab di balik itu mereka tetap menjalankan ajaran sesatnya sebagai pembawa misi agama baru. (MI/BY/B-1)

Berita Terbaru