Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Lembaga Pengkajian: Perkebunan Sawit Menjadi Lokomotif Pengembangan Ekonomi Daerah

  • Oleh Testi Priscilla
  • 01 Oktober 2020 - 16:20 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute atau PASPI, Tungkot Sipayung berbicara dalam kapasitas Lembaga Pengkajian mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit sebagai inti menjadi lokomotif pengembangan ekonomi daerah melalui kemitraan dengan kebun plasma dan kebun swadaya masyarakat petani.

"Bentuk kemitraan yang terjadi di perkebunan kelapa sawit yang terjadi selama ini adalah seperti ini. Ada kebun inti atau perusahaan yang memiliki Pabrik Kelapa Sawit, kemudian di sekitarnya berkembang kebun plasma yang menjadi sejarah daripada perkebunan sawit, kemudian tumbuh lebih banyak lagi kebun di sekitarnya yaitu kebun swadaya. Jadi kebun swadaya itu paling besar dibandingkan kebun plasma di Indonesia," kata Tungkot pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Hal ini dikatakan Tungkot saat menjadi salah satu narasumber dalam program Indonesia Bicara yang diselenggarakan Media Indonesia dengan tema "Inti Plasma Sektor Perkebunan" secara live streaming di akun-akun media sosial MI pada Rabu, 30 September 2020.

Kegiatan yang dipandu Ketua Dewan Redaksi Media Group, Usman Kansong ini menghadirkan enam narasumber, yakni Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian, Deddy Junaedi, lalu ada Direktur CECT Trisakti dan MM Sustainability, Maria R Nindita Radyati, kemudian Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat atau ASPEKPIR, Setiyono, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia atau APKASINDO, Gulat Manurung, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute atau PASPI, Tungkot Sipayung, serta Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI, Eddy Martono Rustamadji.

"Meski disebut swadaya, namun kebun swadaya tetap berhubungan dengan Pabrik Kelapa Sawit karena semua tandan buah segar atau TBS yang ada di wilayah itu semua masuk kepada Pabrik Kelapa Sawitnya perusahaan. Jadi sebetulnya kebun plasma itu by low itu adalah kemitraan dengan inti plasma perusahaan, sementara kebun swadaya secara mekanisme pasar ia menjual tandan buah segar atau TBS-nya kepada kebun inti juga. Itulah faktanya," tutur Tungkot lagi.

Ini juga tentunya menurut Tungkot didukung oleh jasa keuangan, supplier pangan, supplier sarana produksi, dan angkutan.

"Maka inilah yang menjadi lokomotif pengembangan perkembangan ekonomi daerah yang ada selama ini di Indonesia. Inilah yang menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di setiap daerah, karena didorong oleh kemitraan perusahaan besar dengan petani sawit. Itulah faktanya," tegasnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru