Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nihil Kepedulian Bagi Pembudidaya Jamur Tiram

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 31 Juli 2016 - 19:55 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Perkembangan budidaya Jamur Tiram di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terbilang seret. Saat ini terdapat kurang dari 10 usaha budidaya Jamur Tiram yang masih bertahan di Kobar. Nihilnya dukungan pemerintah daerah terhadap budidaya salah satu alternatif bahan pangan tersebut, jadi salah satu kendala perkembangan produksi Jamur Tiram di Kobar.

Salah satu pembudidaya Jamur Tiram di Kobar, Sugeng mengaku, sejak menggeluti usaha budidaya Jamur Tiram, 2009 lalu, tak pernah sekalipun dukungan dari pemerintah yang datang. Bahkan dalam berbagai kesempatan, dirinya juga kerap menanyakan kepada pihak dinas terkait, mengenai peluang bantuan pemerintah yang mungkin bisa didapat oleh para pembudidaya Jamur Tiram. Namun hasilnya nihil.

"Tidak pernah ada. Kadang iri dengan para peternak atau petani lain yang sering dapat bantuan. Bantuan bibit atau alat, tidak pernah didapat. Katanya memang tak pernah ada pengadaan," ujar Sugeng, baru-baru ini.

Dulu, lanjut Sugeng, dirinya pernah diminta membuat proposal yang berisikan hal-hal yang dibutuhkan untuk budidaya Jamur Tiram, dan konon akan diajukan lewat salah satu program pemerintah. Namun hingga kini proposal yang dimaksud tak jelas kabarnya.

Akibat kerap dipingpong dari satu dinas ke dinas lain saat mempertanyakan kemungkinan adanya program bantuan yang mungkin didapat, Sugeng kini mengaku mulai apatis. Dirinya tak mau lagi berharap pemerintah hadir membantu para pembudidaya Jamur Tiram di Kobar.

"Pernah juga saya tanya ke dinas pertanian tentang bantuan, tapi disuruh tanya ke dinas koperasi. Dari dinas koperasi diarahkan ke dinas pertanian. Kemudian, kalau ada pameran atau bazar misalnya, bukannya dibantu dibikinkan stan, ini malah disuruh bayar. Lebih baik saya jualan di pasar," katanya.

Sugeng yang mengaku kerap diminta mengisi program pelatihan budidaya Jamur Tiram oleh dinas tertentu ini menuturkan, dirinya khawatir lambat laun budidaya Jamur Tiram di Kobar akan redup dan kian suram nasibnya. Selain tak adanya dukungan pemerintah, pemasaran produk Jamur Tiram juga mulai bergejolak. Lantaran tak ada komunikasi yang terjalin antarpengusaha.

"Per kilogram (Kg) biasanya kita jual seharga Rp35 ribu. Kadang sehari ada yang pesan 5-10 Kg. Tapi belakangan ada yang jual per Kg seharga Rp25 ribu. Padahal untuk Jamur Tiram, yang kurang popular di Kobar, mencapai harga jual cukup menguntungkan itu sulit didapat. Saya berharap supaya ada semacam forum atau kelompok pembudidaya Jamur Tiram di Kobar. Dengan atau tanpa kehadiran pemerintah," tutup Sugeng. (RADEN ARYO/m)

Berita Terbaru